1. Beranda
  2. Pendidikan

Mahasiswa Ambon Diajak Belajar ke Prancis

Oleh ,

AMBON - Institut Francais Indonesia - Campus France Indonesia (IFI-CFI) mengajak para mahasiswa di Ambon untuk memanfaatkan beasiswa guna belajar ke Prancis.

Ajakan itu diungkapkan Penanggung Jawab IFI-CFI Surabaya, Astrini Simanjuntak saat menyampaikan sosialisasi studi pada Expo Bahasa, Budaya dan Pendidikan yang digelar di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, Kamis (29/11/2018).

Astrini mengatakan sosialisasi peluang untuk memperoleh pendidikan di Prancis tersebut hendaknya menjadi langkah awal bagi para mahasiswa untuk dapat mengejar impian merasakan pendidikan di negara yang menjadi pusat mode dunia tersebut.

"Semoga setelah sosialisasi ini ada mahasiswa yang bisa lanjut studi ke kampus di Prancis," kata Astrini saat acara sosialisasi yang diikuti ratusan mahasiswa dan pelajar di Kota Ambon ini.

Dijelaskan, Prancis selama ini dikenal sebagai negara yang multikultural dan menghargai berbagai macam budaya.

"IFI-CFI sebagai salah satu pusat informasi dan promosi budaya Prancis untuk Indonesia memiliki peran untuk memperkenalkan kebudayaan Prancis kepada masyarakat Indonesia, termasuk kepada para pelajar atau mahasiswa yabg berminat untuk mengenyam pendidikan di sana. Salah satunya melalui program beasiswa," jelasnya.

Menurutnya, Prancis merupakan salah satu negara dengan ekonomi kuat di dunia, karena itu, Pemerintah Prancis dapat memenuhi atau menjamin kebutuhan para mahasiswa asing, khususnya dari Indonesia yang belajar disana.

"Kalau mau ke Prancis manfaatkan segalanya, baik dari wisata, museum, dan masih banyak yang lain," ujarnya.

Ia menambahkan sistem perkuliahan di Prancis mulai Le Brevet de Technicien Supérieur (BTS) dengan lama perkuliahan 2 tahun (120 sks), Liscence (Strata 1)= 3 tahun (180 sks) dengan biaya 184 €/ tahun, Master (Strata 2)= 2 tahun dengan biaya 256€/ tahun, Doktoral (Strata 3)= 3-6 tahun dengan biaya 391€/ tahun.

"Banyak keuntungan yang didapatkan sebagai mahasiswa Prancis, seperti diperbolehkan kerja paruh waktu kurang dari 20 jam dalam seminggu serta banyak mendapat diskon untuk fasilitas umum," kata Astrini. (MT-04)

Berita Lainnya