Ello & Ridho ‘Slank’ Kenalkan Maluku via “Warung Katong” di Bandung

AMBON - Tidak hanya memperkenalkan tanah kelahirannya lewat musik, tetapi musisi Ridho Hafiedz (45) dan Marcello Tahitoe alias Ello (35) memperkenalkan Ambon, Maluku lewat kuliner.
Ello membuka sebuah warung makan dengan mengangkat cita rasa Maluku, yang bernama 'Warung Katong', beralamat di Jalan Setiabudi, Bandung, Jawa Barat.
"Bandung yang masyarakatnya heterogen dan merupakan salah satu kota pelajar, jadi kami ingin tempat ini jadi melting pot tempat mereka. Sehingga punya memori baik untuk ke depannya," kata Ridho Hafiedz, dalam rilis resmi, Minggu (13/1/2019).
Menurutnya "Warung Katong" juga ingin membawa kembali budaya 'ngobrol', itulah mengapa di Warung Katong tidak menyediakan wifi, karena biasanya anak muda yang nongkrong, pasti tidak terlepas dengan gedget, yang membuat mereka semakin autis dalam menghadapi hidup.
“Tempat kami tidak menyediakan wifii karena hidup bukan sekadar update status. Tetapi ngopi dan ya ngobrol," ujarnya.
Gitaris grup band Slank ini berharap usahanya bersama dengan Marcello Tahitoe bisa dinikmati oleh warga Bandung, untuk nongkrong dan bermusik.
"Karena memang kami menyediakan panggung bermusik bagi pengunjung," katanya.
Tujuan utama Ridho dan Ello membuat "Warung Katong" adalah ingin memperkenalkan budaya Maluku yang sangat kaya dengan cara yang sederhana melalui kuliner.
Dengan konsep casual dan siapa saja bisa datang dan nongkrong, mereka pun memasang harga yang sangat terjangkau dan pastinya tidak membuat kantong warga Bandung, kedodoran jika nongkrong di sana.
'Warung Katong' dibagi 3 area, yakni "Kopi Katong", "Warung Mada" dan "Porto Bar".
Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan langsung koki dan rempah langsung dari Ambon.
Selain menu makanan ciri khas Maluku seperti Nasi Lapola dan Papeda, Kopi yang menjadi budaya Maluku, Melting Pot sejak awal rekonsiliasi Ambon, dan warung kopi menjadikan Kopi Katong menjadi salah satu ciri khas dari warung makan ini, yang mana biji kopi pilihan didatangkan langsung dari tanah Maluku.
Satu lagi yang tidak bisa dipisahkan dari budaya Maluku, yaitu musik. "Warung Katong" juga menyediakan panggung untuk bermusik, dengan dikurasi langsung oleh Ridho dan Ello, memberikan akses bagi teman-teman musisi yang ingin bermusik di warung makan ini.
Selain dengan latar belakang Maluku, tempat ini juga dibangun dengan membawa beberapa pesan. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
"Warung Katong" menyediakan sedotan tetapi hanya ada jika diminta, penggunaan kantong untuk take away. Selain mengurangi sampah plastik. (MT-05)
Komentar