Tiket Pesawat Mahal Bikin Hunian Hotel di Indonesia Timur Turun 40%
JAKARTA - Mahalnya harga tiket pesawat terus menjadi perhatian publik. Tak heran, ternyata hal ini ikut mempengaruhi tingkat okupansi atau keterisian hotel hingga 40%.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay mengaku penurunan okupansi tersebut paling terasa di daerah Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia bagian Timur. Hal itu telah terjadi sejak awal tahun.
Dikatakan, biasanya tingkat keterisian hotel di daerah tersebut mencapai 60-70%. Sehingga terjadi penurunan hampir 50%.
"Selama tiket pesawat nggak turun ini pasti ada dampaknya, penurunan 30-40% tingkat okupansi. Daerah yang terasa itu Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur dari sebelumnya 60-70% itu, jadi setengahnya lah (turun)," kata Rainier di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Rainier menjelaskan untuk hotel di daerah Jawa tak begitu mengalami dampak penurunan keterisian. Pasalnya, daerah tersebut masih dapat dijangkau dengan kendaraan lain.
"Kalau daerah lain sama saja. Tapi kalau Jawa memang ya bisa dijangkau pakai kendaraan lain kan seperti mobil," jelasnya.
Sementara itu, ia terus berupaya melakukan komunikasi dengan Kementerian Perhubungan agar dapat mencari jalan keluar. Hanya saja, menurut dia perusahaan maskapai juga perlu untung.
"Kita cari jalan keluar ini kita terus koordinasi. Tapi kan maskapai juga perlu hidup," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Kemenhub sendiri telah mengimbau agar maskapai segera menurunkan harga tiket pesawat. Salah satu caranya dengan membuat aturan tarif batas bawah sebesar 35% dari batas atas. (MT-06)