Antisipasi Cuaca Ekstrem, KM Pangrango Tunda Berlayar dari Banda

AMBON – Pelayaran KM Pangrango, milik PT Pelni yang seharusnya berangkat dari Pelabuhan Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (8/5/2019) menuju Pelabuhan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar ditunda keberangkatannya.
Penundaan tersebut disebabkan adanya Siklon Tropis di Laut Banda yang menyebabkan cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Laut Banda.
Informasi yang diperoleh malukuterkini dari sumber terpercaya di Pelabuhan Banda Naira, Kamis (9/5/2019) pagi mengaku penundaan itu merupakan langkah tindak lanjut dari rilis peringatan dini BMKG mengenai adanya Bibit Siklon Tropis di Laut Banda yang menyebabkan cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Laut Banda dan sekitarnya.
“Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Banda Neira bersama Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Banda Neira telah lakukan koordinasi Rabu (8/5/2019) malam dengan dan Nahkoda KM Pangrango yang akan berlayar dari Pelabuhan Banda Neira menuju Pelabuhan Saumlaki. Telah diambil keputusan bersama untuk menunda keberangkatan KM Pangrango sampai kondisi memungkinkan untuk berlayar,” jelas sumber tersebut.
Sebagaimana diketahui, bibit siklon tropis yang terpantau berada di Laut Banda bagian selatan tepatnya di sekitar 6.9 °LS 128.5°BT diprediksi akan menguat dalam waktu 12 – 24 jam kedepan.
“Adapun pergerakannya mengarah ke Selatan hingga Barat Daya,” jelas Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wiral dalam rilisnya yang diterima malukuterkini.com, Rabu (8/5/2019) siang.
Menurutnya, keberadaan bibit siklon tropis tersebut diprakirakan akan mengakibatkan kondisi cuaca buruk di beberapa wilayah khususnya di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
Ia mengaku kondisi cuaca buruk antara lain hujan dengan intensitas sedang - lebat berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten MBD serta angin dengan kecepatan diatas 25 knot atau 48 km/jam berpeluang terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten MBD.
“Gelombang dengan ketinggian 1.25 - 2.50 meter berpeluang terjadi di Perairan Selatan Ambon, Laut Banda Bagian Utara, Perairan Kepulauan Kei, Perairan Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru Bagian Tengah,” ungkapnya.
Selain itu, Wiral juga merincikan, gelombang dengan ketinggian 2.50 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Tanimbar dan Perairan Kepulauan Babar.
“Tak hanya itu, gelombang dengan ketinggian 4.0 - 6.0 meter berpeluang terjadi di Laut Banda Bagian Selatan, Perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Leti serta Laut Arafuru Bagian Barat.
Ia juga menghimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi.
“BMKG terus memantau perkembangan siklon tropis ini setiap saat melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta,” jelasnya. (MT-03)
Komentar