Sekilas Info

Berlatih Lagi, Telapak Tangan Memo Melepuh Saat Mendayung Sejauh 40-44 Km/hari

Pedayung andalan Indonesia yang berasal dari Maluku, La Memo

JAKARTA  - Saat menjalani latihan pertama, 9 November, telapak tangan pedayung andalan Indonesia yang berasal dari Maluku, La Memo melepuh karena belum terbiasa.

Setiap hari, ia melahap latihan dayung sejauh 40-44 kilometer di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat untuk persiapan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Memo juga berlatih kecepatan dan daya tahan dengan menggunakan ergometer.

Porsi latihan itu dilakukannya setelah absen berlatih selama setahun karena menjalani pendidikan TNI Angkatan Laut.

Untuk keseimbangan dan kekuatan, ia berlatih kebugaran setiap hari. Latihan dijalani bersama tim dayung Indonesia yang sedang mempersiapkan diri tampil di SEA Games Manila 2019. Di ajang ini, Memo absen karena nomor andalannya tidak dimainkan.

Memo mengaku sangat senang kembali ke pelatnas dayung. ”Saya senang karena bisa kumpul dengan teman-teman lagi. Seharusnya saya berlatih sejak bulan lalu, tetapi baru mendapat izin dari pimpinan,” kata atlet yang bercita-cita ingin mengulang penampilannya di Olimpiade pada 2020 sebagaimana dilansir kompas.id, Minggu (17/11/2019).

Pedayung berusia 24 tahun itu bergabung dengan militer atas saran mantan ketua Satlak Prima dan PB PODSI Achmad Sutjipto. Memo menjalani test dan mengikuti pendidikan selama setahun di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Memo, banyak hal berbeda antara situasi di pelatnas dengan di pangkalan militer. Saat menjalani pendidikan militer, Memo harus bangun pukul 03.00 WIB. Setelah itu, ia menjalani pendidikan sesuai program militer. Saat berada di pelatnas, Memo baru bangun pukul 06.00 karena latihan dayung dimulai satu jam kemudian.

Selain itu, sebagai anggota militer, Memo menerima uang saku yang lebih sedikit dari atlet. Selama pendidikan militer, Memo mengantongi uang satu Rp 3,8 juta per bulan, sedangkan sebagai atlet ia menerima honor Rp 10 juta per bulan.

Meski uang saku per bulan lebih sedikit, Memo memilih jalan hidup sebagai anggota militer dan atlet sekaligus. “Kalau jadi atlet tidak selamanya punya pendapatan. Saya memilih jadi anggota militer demi kehidupan jangka panjang,” katanya. (MT-06)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!