Sekilas Info

Pakar Geothermal: Pengeboran PLTP Tulehu tak Berdampak Bagi Gempa Ambon

JAKARTA – Pengeboran sumur geothermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Negeri Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, bukan merupakan penyebab terjadinya gempa bumi di Ambon beberapa waktu lalu.

Hal ini terungkap melalui penjelasan para pakar dan ahli dalam diskusi yang digagas oleh Pemerintah Kota Ambon dan PT  PLN bertempat di Kantor PLN Pusat – Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Pertemuan yang berlangsung di Kantor PLN Pusat ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ambon Enrico Matitaputty, Kepala Pelaksana BPBD Kota Ambon Demmi Paais, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon Lucia Izaac, Sekretaris Bappeda dan Litbang Kota Ambon E Maail serta Sekretaris BPBD Kota Ambon Eva Tuhumury. Hadir juga Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Ambon.

Sementara dari PT. PLN Pusat hadir Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan Zulfikar Manggau, Vice President Panas Bumi PT PLN Aris E Susangkiyono, Kepala Sub Direktorat Keteknikan dan Lingkungan Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Roni Candra Harahap.

Para pakar dan ahli yang hadir terdiri dari Ferad Puturuhu (Unpatti), Yunus Daud (UI), Suryantini (ITB) dan Alvend Sugiawan (ITB) sebagai narasumber.

Yusuf Daud, salah seorang Pakar Geothermal dari Universitas Indonesia menjelaskan, pembangunan proyek Geothermal atau sumber daya energi yang berasal dari perut bumi yang merupakan sumber energi baru dan terbarukan saat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah gempa bumi di Pulau Ambon dan sekitarnya.

Menurutnya, geothermal bisa menimbulkan gempa kecil atau mikro dengan kekuatan magnitudo 3 dengan kedalamannya dibawah 2 hingga 3 kilometer.

"Hal itu bisa terjadi, tetapi kalau geothermalnya sudah berproduksi. Sementara yang ada di Negeri Tulehu itu belum berproduksi. Dengan demikian bahwa tidak ada hubungan antara geothermal di Tulehu dengan gempa yang masih terjadi di pulau Ambon dan sekitarnya. Gempa bumi yang terjadi disana itu lebih kepada bersifat tektonik," ungkapnya.

Sementara itu, Executive Vice President Panas Bumi dari PLN Pusat, Zulfikar Manggau mengaku pihak PLN tengah melakukan pengeboran untuk pembangunan PLTP di Negeri Tulehu.

“Namun pembangunan tersebut tidak ada dampak yang berkaitan dengan gempa bumi yang terjadi disana,” jelasnya.

Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler menjelaskan kondisi gempa bumi yang terjadi di Maluku sampai saat ini sudah terjadi sebanyak 2.924 kali gempa dan ini tidaklah lazim.

“Atas ketidaklaziman ini kemudian oleh sebagian kalangan mengkaitkan dengan proyek pembangunan Geothermal di Tulehu,” jelasnya.

Menurutnya, dialog dan kajian ilmiah ini dilakukan oleh Pemkot Ambon untuk menepis berbagai isu yang berkembang terkait gempa bumi yang terjadi di Maluku sejak September 2019 lalu.

“Informasi yang beredar di masyarakat bahwa gempa bumi yang mengguncang pulau Ambon dan sekitarnya sejak September 2019 lalu diakibatkan karena adanya pengeboran pembangunan sumber daya energi yang berasal dari perut bumi atau geothermal di Negeri Tulehu Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,” ungkapnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!