1. Beranda
  2. Keagamaan

Sikapi Corona, MPH PGI: Hentikan Saling Menyalahkan

Oleh ,

AMBON – Di tengah merebaknya virus corona (Covid-19) yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO)–sebagai pandemi dunia, Majelis Pekerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menghimbau umat untuk menghentikan segala bentuk perilaku saling menyalahkan dan mencurigai satu sama lain.

“Fenomena pandemi corona ini sedang menguji kepedulian akan kehidupan bersama. Mari kita hentikan segala bentuk perilaku saling menyalahkan dan mencurigai satu sama lain. Mari kita kedepankan penyelamatan kehidupan bersama dan mengesampingkan kepentingan-kepentingan sesaat dan kelompok. Doa, kerja sama dan kepedulian pada sesama sangat diperlukan bagi kita dalam menghadapi ujian ini,” demikian imbauan MPH PGI yang ditandatangani oleh Ketua Umum Pendeta Gomar Gultom dan Sekretaris Umum Pendeta Jacqlevyn Manuputty.

Dalam surat imbauan tertanggal 16 Maret 2020 tersebut, MPH PGI mengimbau kepada seluruh warga Gereja:

  1. Dari tempat kita masing-masing mari kita memanjatkan doa agar kita semua dikaruniai kesehatan dan ketabahan menghadapi masalah bersama yang menghadang kita saat ini, serta mendoakan pemerintah kita, agar mereka diberi hikmat dan kemampuan dalam memimpin bangsa kita keluar dari masalah ini.
  2. Bersama-sama kita menyukseskan imbauan Presiden Joko Widodo dengan menerapkan social distance. Kini saatnya kita menghentikan segala bentuk perjalanan, pertemuan dan berbagai aktivitas di luar rumah lainnya, yang tidak terlalu penting, setidaknya untuk dua minggu ke depan.
  3. Sebagai persekutuan orang percaya, di satu sisi kita terpanggil untuk memperbanyak dan mempersering perjumpaan antarmanusia, termasuk persekutuan ibadah, di rumah dan di Gereja. Namun di sisi lain, kita juga memiliki tanggung jawab untuk ikut menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Dalam terang ini, kami mengimbau para pimpinan Gereja untuk mengembangkan bentuk-bentuk peribadahan yang dapat menjangkau umat di rumah masing-masing, melalui alat bantu media sosial dan perkembangan teknologi digital, sehingga tersedia alternatif bagi umat untuk tetap beribadah dari rumah masing-masing. Kita harus dapat menilai penyelenggaraan ibadah di rumah masing-masing, sebagai juga persekutuan ibadah yang tak kurang nilainya dengan persekutuan ibadah di Gereja, terutama di tengah masalah nyata yang sedang kita hadapi kini.
  4. Masa-masa berdiam di rumah seperti sekarang ini, adalah momen yang sangat baik bagi kita untuk bersekutu dalam bentuk bincang bersama, bersenda-gurau bersama dan berdoa bersama seluruh anggota keluarga kita masing-masing. Ini momen berharga bagi kita semua untuk menikmati saat-saat bersama keluarga yang akhir-akhir ini makin langka oleh rupa-rupa sebab. Nilai-nilai kekeluargaan kiranya dapat kita hidupi kembali melalui momen langka ini. Keluarga adalah inti masyarakat; Allah juga menyapa kita lewat keluarga.
  5. Apabila ada di antara Gereja yang masih harus menyelenggarakan ibadah di Gereja, kami mengimbau untuk memperhatikan langkah-langkah berikut:
  1. Di tengah beban berat yang sedang kita pikul bersama, para pelayan Gereja hendaknya tetap dapat menjalankan tugasnya dalam menggembalakan umat, khususnya mereka yang sedang terpapar penyakit. Saat-saat seperti ini, tugas Saudara-saudara semakin dibutuhkan oleh umat dalam mendampingi dan menguatkan umat menghadapi keadaan sekarang; demikian pula dalam menghapus stigma-stigma yang muncul terhadap warga yang terpapar Covid-19. Kiranya Saudara tetap semangat melayani umat dan tidak gentar menghadapi kenyataan yang ada, namun tetaplah waspada dan menjaga kesehatan diri sendiri.
  2. Gereja hendaknya bekerja sama dengan pemerintah setempat dan memperhatikan setiap arahan dari pemerintah dalam rangka mengurangi penyebaran Covid-19.

(MT-06)

Berita Lainnya