Sekilas Info

Ini Alur Proses Uji Swab Di BTKLPP Ambon

UJI SWAB – Tenaga Ahli Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas II Ambon melakukan pengujian spesimen swab, Jumat (29/5/2020).

AMBON – Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas II Ambon kini memiliki delapan tenaga ahli untuk menguji spesimen swab guna memastikan seseorang terpapar Covid-19.

Kepala  BTKLPP Ambon, Budi Santoso menjelaskan kedelapan tenaga ahli tersebut bertugas memproses spesimen di ruang ambroxin sebanyak 2 orang, ektraksi 4 orang dan di ruang baca 2 orang.

“Mereka melakukan tugasnya secara rolling,” jelas Budi Budi Santoso kepada wartawan di kantor BTKLPP Kelas II Ambon, Jumat (29/5/2020).

Ia menjelaskan laboratorium BTKLPP Ambon membuka pelayanan untuk pengujian spesimen swab selama 24 jam.

"Jadi kita hanya terima spesimen itu dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, rumah sakit dan gugus tugas. Dari mereka  dilakukan pengambilan swab, pengisian form PE, pengepakan dan distribusi standar kemudian pengiriman spesimen dan data," jelasnya.

Budi Santoso juga merincikan alur uji swab di laboratorium BTKLPP Ambon. Menurutnya, saat spesimen tiba di BTKLPP dilakukan penerimaan spesimen, pengisian form penerimaan spesimen dan dilanjutkan cek kelengkapan form PE, disinfektan wadah luar sampel, pembukaan lapis luar dan pengembalian lapis luar selanjutkan disinkronkan dengan lengkap dan diproses masuk laboratorium.

"Jadi kalau spesimen masuk dengan data lengkap terhitung jam 08.00 WIT maka membutuhkan 2,5 jam untuk step 1 yakni ambroxin (pencampuran dulu, bedah peras, pengatur suhu) kemudian butuh sampai 10 menit dicatat, dinomorin dan didorong masuk ke ruang ektraksi. Saat di ruang ektraksi  harus dibuka spesimen dan itu harus dilakukan di unit Bio Safety yang juga butuhkan waktu 2,5 jam. Setelah dapat bagian spesifik RNA atau sama seperti DNA selanjutnya masuk ruang Muksin ditambahin primer lalu dibawa di alat PCR (sekali masuk 30 sampel) untuk bacakan hasil positif negative. Setelah hasil telah dibacakan maka akan di monitor dan dilakukan analisa pembacaan positif sekian dan lainnya dengan standarnya sekitar 30 menit. Sekali alat baca itu 30 sampel. Itu satu rangkaian. Jadi satu spesimen atau 20 atau 30 spesimen sekaligus waktunya sama dengan satu spesimen saja. Tidak ada beda waktu, karena satu seri. Jadi total waktu keseluruhan satu seri proses uji itu bisa sekitar 5 jam lebih," ungkapnya.

Selain itu, katanya, jika dari hasil baca tersebut ada spesimen yang rusak atau tidak terbaca oleh alat maka harus dilakukan proses pemeriksaan ulang lagi dari awal.

"Proses uji ini satu rangkain, namun jika ada yang error dan tidak bisa terbaca hasilnya dan gratifknya maka harus diperiksa atau uji ulang dari awal lagi," kata Budi Santoso.

Ia menambahkan, pihaknya langsung menyampaikan kepada Dinas Kesehatan satu jam setelah hasil uji keluar.

Sementara itu di ruang instalasi, Halima Hatapayo selaku Kepala Instalasi Laboratorium Biomolekuler BTKLPP Ambon menjelaskan, rekan-rekan yang bekerja di laboratorium berjam-jam dengan menggunakan APD lengkap dan tidak makan minum selama berjam-jam.

"Kita kalau sudah dengan APD ini lengkap bisa berjam-jam kerja. Kita rolling. Jadi kalau awalnya di ruang amboksin kemudian ke ekstraksi, ruang muksin dan terakhir di ruang PCR untuk baca," jelasnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!