Sekilas Info

Rawan Gempa Bumi & Tsunami, BMKG Pasang 14 WRS Di Maluku

AMBON -  BMKG akan memasang alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yaitu Warning Receiver System (WRS) di berbagai wilayah rawan gempa dan tsunami di Indonesia termasuk di Maluku.

“Sejak tahun 2008 BMKG sudah memasang sebanyak 275 peralatan WRS termasuk 13 di Wilayah Maluku. Namun demikian, mengingat peralatan WRS masih sangat dibutuhkan oleh Pemerintah daerah dan kantor Lembaga/Kementerian terkait, maka pada tahun 2020 ini, BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi termasuk 14 lokasi di Provinsi Maluku,” ungkap Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Sunardi dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/6/2020).

Ia merincikan, 14 WRS generasi terbaru tersebut dipasang di Ambon 3 unit,  Kabupaten Kepulauan Tanimbar 3 unit, sementara Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Aru masing-masing 1 unit .

“WRS generasi terbaru yang tentu saja menggunakan teknologi terbaru ini memiliki nama baru yaitu WRS NewGen yang berbeda dengan WRS sebelumnya. WRS NewGen merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, karena alat ini akan memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat real time,” rincinya.

Menurutnya, lokasi pemasangan WRS NewGen tahun 2020 ini mencakup Kantor Kementrian/Lembaga yang tersebut dalam Perpres Nomor 93 Tahun 2019 dan institusi yang terlibat dalam penanganan bencana gempa dan tsunami seperti Kantor Pemerintah Daerah (BPBD), Kantor Media Televisi/Radio, serta Institusi terkait yang memiliki kerjasama dengan BMKG terkait sharing data dan informasi.

“Dengan terpasangnya WRS NewGen ini diharapkan dapat meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat Jakarta ke kantor unit pelaksana teknis BMKG, Pemerintah Daerah, Lembaga/Kemeterian, Media, dan lembaga lain yang terkait penanganan bencana. Harapan kita dengan adanya percepatan penyebarluasan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami ini, maka akan dapat mempercepat respon dalam penanganan bencana, sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana,” ungkapnya.

Ia menambahkan hasil monitoring BMKG Stasiun Geofisika Ambon menunjukkan selama periode 2011-2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 1.000 hingga 1.500 kali dan gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 60 kali.

“Tidak kurang dari 40 kali kejadian tsunami pernah terjadi di Maluku, salah satunya tsunami dahsyat pada tahun 1674 di Ambon yang mengakibatkan lebih 2000 korban jiwa,” ujarnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!