Derita Hidrosefalus & Spina Bifida, Dua Bayi Dirujuk Dari Ambon Ke Makassar

AMBON - Hanna Tuny (9 bulan) yang didiagnosis mengidap penyakit hidrosefalus dan Amira Azzahra Kaimen, (5 bulan) yang mengidap spina bifida, akhirnya dirujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk dioperasi.
Kedua bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sabtu (10/10/2020).
"Hari Sabtu (10/10/2020), kedua bayi beserta kedua orang tuanya, sudah berangkat menuju Makassar. Mereka dirujuk di RS Unhas untuk memperoleh pengobatan. Seluruh biaya ditanggung oleh Pemprov Maluku,” jelas Kepala Biro Kesra Setda Maluku, Adji Muhammad, Minggu (11/10/2020).
Keberangkatan kedua bayi untuk memperoleh pengobatan lanjutan tersebut, ditemani oleh dokter spesialis bedah dan perawat dari RSUD Haulussy Ambon, untuk memantau terus perkembangan kondisi baik di sepanjang perjalanan, hingga saat menjalani operasi nanti.
Untuk kelancaran proses pengobatan keduanya, kata Adji, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi Maluku mendapat tugas dari Sekretaris Daerah Maluku, Kasrul Selang, untuk mengurus segala keperluan demi kelancaran pengobatan termasuk biaya pengobatan dan biaya lainnya.
"Jadi seluruh biaya perjalanan dan pengobatan melalui BPJS Kesehatan, dibiayai oleh Pemprov Maluku," kata Adji.
Dokter pendamping, Jacky Tuamelly mengatakan, saat ini kedua bayi dalam kondisi baik dan sudah dirawat di RS Unhas.
"Kedua bayi ini akan menjalani swab test. Setelah hasil swab negatif, akan dijadwalkan untuk tindakan operasi oleh Profesor Andi Asadul Islam," ungkap Jacky, Minggu (11/10/2020).
Terkait penyakit yang diderita bayi Amira, yang sebelumnya sempat diberitakan oleh media menderita tumor ganas pada tulang pinggul belakangnya, Jacky menjelaskan, penyakit yang diderita Amira bukanlah tumor sebagaimana diberitakan.
Amira, kata Jacky, menderita penyakit Spina Bifida Regio Lumbal. Penyakit ini merupakan cacat lahir yang terjadi akibat terganggunya pembentukan tabung saraf selama bayi dalam kandungan.
Hal tersebut, kata Jacky, menyebabkan munculnya celah pada ruas tulang belakang. Bila proses ini terganggu, maka kemungkinan anak itu akan mengalami cacat tabung saraf (neural tube defect).
"Spina Bifida termasuk jenis cacat tabung saraf paling umum, dimana beberapa ruas tulang belakang janin tidak menutup sempurna dan menciptakan celah," urainya.
Sementara itu, Hanna Tuny yang juga dirujuk ke Makassar didiagnosis mengidap Hidrosefalus. Penyakit ini merupakan kondisi penumpukkan cairan di dalam otak yang mengakibatkan meningkatnya tekanan pada otak. Akibatnya, kepala penderitanya akan terus mengalami pembesaran.
Hanna yang kedua orang tuanya berasal dari Desa Samasuru, Kabupaten Maluku Tengah, juga diberangkatkan untuk menjalani operasi karena kondisi kpalanya sudah semakin membesar.
"Kedua anak yang dirujuk ini akan kita upayakan pengobatannya di Makassar, dan mereka ditangani langsung oleh para dokter ahli," katanya.
Sebelumnya, Istri Gubernur Maluku, Widya Pratiwi Murad, menaruh perhatian serius terhadap kondisi kedua bayi tersebut. Ketika mendapat informasi terkait Amira Azzahra Kaimen, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku ini, langsung mengunjungi bayi mungil ini di kediaman orang tuanya di Kawasan Wara, Air Kuning, Desa Batu Merah, Ambon. Saat itu juga, Widya meminta agar Amira segera ditangani secara medis.
Tidak hanya Amira, Widya didampingi Sekda Maluku Kasrul Selang juga menaruh perhatian dan melihat langsung kondisi Adzra Ni'mat Assagaff, bayi yang juga mengidap Hidrosefalus di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Bersama Pemprov Maluku, Widya menaruh perhatian dan harapan penuh untuk kesembuhan anak-anak Maluku ini, sehingga mendorong agar mereka mendapat pengobatan dan penanganan medis. (MT-04)
Komentar