Data BPS September 2020: Penduduk Miskin Di Maluku Bertambah
AMBON - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Maluku sebesar 322,40 ribu jiwa, atau meningkat 4,2 ribu jiwa jika dibandingkan bulan Maret 2020 yang sebesar 318,18 ribu jiwa.
Kepala BPS Provinsi Maluku Asep Riyadi mengatakan, persentase penduduk miskin di Maluku pada September 2020 (17,99%) lebih tinggi dibandingkan Maret 2020 yang tercatat sebesar 17,44 persen, sedangkan jika dibandingkan dengan keadaan September 2019, persentase penduduk miskin di Maluku mengalami peningkatan 0,34 persen.
"Jumlah ini meningkat 4,23 ribu jiwa dibandingkan bulan Maret 2020 yang menunjukkan angka 268,30 ribu jiwa. Bila dilihat dari sisi persentase, tingkat kemiskinan perdesaan di Provinsi Maluku pada September 2020 (27,06%) juga meningkat dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 26,63 persen. Adapun bila dibandingkan dengan periode September 2019, persentase penduduk miskin di perdesaan meningkat 0,43 persen poin,"jelas Asep Riyadi dalam rilis yang diterima malukuterkini.com, Senin (15/2/2021).
Asep Riyadi merincikan, penduduk miskin di perkotaan pada September 2020 tercatat sebesar 49,87.ribu jiwa.
“Jumlah tersebut turun 0,02 ribu jiwa dibandingkan Maret 2020.yang menunjukkan angka 49,89 ribu jiwa. Jika dilihat dari sisi persentase, tingkat kemiskinan perkotaan di Provinsi Maluku pada September 2020 (6,36%) mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 6,23 persen. Adapun bila dibandingkan dengan September 2019, persentase penduduk miskin daerah perkotaan meningkat 0,27 persen poin. Sedangkan perubahan garis kemiskinan di Maluku, selama periode Maret 2020–September 2020, Garis Kemiskinan Maluku naik sebesar 3,33 persen, yaitu dari Rp 555,197 per kapita perbulan pada Maret 2020 menjadi Rp 573,685 per kapita per bulan pada September 2020,” rincinya.
Menurutnya, dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), maka pada September 2020 sumbangan GKM terhadap GK sebesar 74,90 persen.
Diungkapkan, persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Pada September 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan meningkat.
“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 3,47 pada Maret 2020 menjadi 3,76 pada September 2020, demikian pula indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 1,01 pada Maret 2020 menjadi 1,18 pada September 2020. Peningkatan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin besar. Jika kita lihat lebih lanjut, baik di perdesaan maupun perkotaan terjadi peningkatan nilai kedua indeks tersebut. Diperlukan upaya dan program pengentasan kemiskinan lebih masif lagi oleh pemerintah, terutama pada masa pandemi seperti saat ini. Adanya pandemi Covid-19, selain meningkatkan jumlah dan persentase penduduk miskin juga semakin memperdalam serta memperparah kemiskinan di Maluku. Banyak masyarakat dan lapangan usaha terdampak pandemi, sehingga semakin banyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun bukan makanan. Dampak lain dari pandemi, rata-rata pengeluaran penduduk miskin," ungkapnya. (MT-05)