Dampak Siklon Tropis, BMKG Prakirakan Potensi Cuaca Ekstrem Di Kabupaten MBD & Tanimbar

AMBON – Stasiun Meteorologi BMKG Kelas II Pattimura Ambon memprakirakan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam periode beberapa hari kedepan di sebagian wilayah Maluku, khususnya Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
“Kondisi cuaca ekstrem tersebut disebabkan adanya dampak bibit siklon tropis 995 di wilayah Maluku,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Kelas II Pattimura Ambon, Kamari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/4/2021).
Untuk itu, ia menghimbau diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang) dan dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang. genangan, pohon tumbang dan lain-lain.
“Masyarakat juga diimbau agar tetap memperbarui informasi dari BMKG serta terkait untuk memastikan mitgasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik,” katanya.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil analisasi dinamika atmosfer laut yang dilakukan BMKG menunjukkan La Nina masih berlangsng paling tidak hingga Mei 2021 dengan kencederungan menuju netral.
“Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif d sebagian wilayah Indonesia bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang dapat berkontribusi pada peningkatan awan hujan,” jelasnya.
BMKG melalui TCWC (Tropical Cyclone Warning Center) Jakata, ungkap Kamari, mengidentifikasi adanya adanya dua bibit siklon tropis yaitu bibit siklon tropis 905 di Samudera Hindia barat daya Sumatera dan bibit siklon tropis 995 di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.
“Intensitas kedua bibit siklon tropis tersebut cenderung menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Dijelaskan, secara tidak langsung keberadaan bibit siklon tersebut dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.
“Selain itu dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia,” jelasnya. (MT-04)
Komentar