Dampak PPKM, Perputaran Uang di Maluku Melambat

AMBON - Akibat dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), menyebabkan perputaran uang di Provinsi Maluku mengalami perlambatan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang, mengatakan ekonomi Maluku mengalami pertumbuhan 4,53 persen, dari sisi inflasi masih berada 0,13 persen artinya masih mengalami penurunan.
Dikatakan, inflasi sangat identik dengan dengan roda ekonomi. Jika inflasi masih rendah artinya aktifitas ekonomi pun rendah.
"Kalau kita lihat secara data aktifitas ekonomi setelah lebaran mulai mengalami penurunan, memang seperti itu setelah lebaran perputaran ekonomi akan menurun. Tapi tahun ini usai lebaran, ditambah lagi PPKM akibatnya jumlah uang beredar juga mengalami perlambatan, alhasil ekonomi juga menurun," kata Manullang kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (18/8/2021).
Tak hanya tunai, ternyata peredaran uang pada non tunai juga mengalami perlambatan.
Ia menjelaskan, sebelum PPKM pada bulan Mei terjadi peningkatan peredaran uang, dimana uang yang mereka keluarkan sebanyak Rp 6.49 miliar.
"Uang yang dikeluarkan kami bulan Juli sebesar Rp 1.91 miliar mengalami penurunan dari bulan Juni Rp 2.53 miliar. Puncaknya itu dibulan Mei Rp 6.49 miliar. Saya melihatnya cukup tinggi penurunannya dari Lebaran karena mungkin saat Lebaran masyarakat betul-betul keluarin uang mereka. Setelah itu karena kondisi belum pulih sudah ada PPKM sehingga belum banyak lagi pengeluarannya," jelasnya.
Untuk bisa memulihkan ekonimi dan peredaran uang, kata Manullang, pihaknya sangat mendukung program pemerintah dengan pelaksanaan vaksinasi agar bisa mencapai herd immunity.
"Jadi kita lihat arahan nasional bahwa kondisi ekonomi kita ini supaya cepat pulih bagimana herd immunity harus tercapai makanya kita mendukung supaya pemerintah terus melaksanakan imunisasi massal itu terlaksana," jelasnnya. (MT-05)
Komentar