1. Beranda
  2. Seni Budaya

Zeth Lekatompessy, Sang Penyanyi Legendaris Maluku itu Telah Tiada

Oleh ,

AMBON, MalukuTerkini.com - Sang penyanyi legendaris Maluku, Zeth Lekatompessy meninggal dunia di kediamannya di Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Jumat (11/2/2022).

Sang maestro kelahiran 4 Juni 1940 itu meninggal dikarenakan sakit.

Putra dari Hermanus Lekatompessy dan Elisabeth Matitaputty itu mulai bernyanyi sejak kelas 1 Sekolah Rakyat (SR) dan sering bernyanyi solo di Gereja Amahusu, dimana lagu yang sering dia bawakan di gereja adalah lagu yang diambil dari nyanyian Dua Sahabat Lama berjudul “Tongkatlah Daku Tuhan”.

Selanjutnya setelah menyelesaikan SR di Amahusu, Zeth melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Ambon. Sejak kelas 1 sampai kelas 3, Zeth selalu merajai lomba-lomba nyanyi antar siswa di lingkup sekolah maupun antar sekolah.

Tahun 1963, Zeth menikahi Hendrine Matitaputty (mama Onya) dan dikaruniai 8 orang anak.

Zeth sempat menjadi pegawai di Universitas Pattimura Ambon, namun tidak lama digeluti karena dia terlahir sebagai seorang penyanyi dimana panggung merupakan tempat mati hidupnya.

Di masa-masa aktifnya, Zeth Lekatompessy memiliki warna suara yang mendunia dan mengingatkan kita pada Oscar Harris, Nat King Cole, Pat Boone dan Mat Monroe.

Zeth Lekatompessy memiliki suara “laki-laki” dengan intensitas power yang membahana, dan tendangan suara sekaliber Engelbert Humperdinck dan Tom Jones, dengan ciri dan karakter suara yang tidak dimiliki oleh penyanyi mana pun di nusantara ini.

Karakter suaranya penuh energi pada setiap frekuensi nada yang dinyanyikan. Wilayah suara yang dimiliki Zeth sangat luas dimulai dari nada rendah (B) sampai nada tinggi (G1).

Zeth tercatat pada Rekor MURI “Penyanyi laki-laki tertua yang membawakan 30 lagu non-stop” pada konser penghargaan Zeth Concert 2007.

Wilayah suara (ambitus) yang luas ini memungkinkan Zeth dapat membawakan berbagai genre musik mulai dari pop sampai dengan seriosa, dan ketahanan fisik yang luar biasa untuk bernyanyi. Ketepatan membidik nada sangat luar biasa dan vocal yang mengalun dari lagu ke lagu dengan sangat indahnya.

Di usia ke-67, suara Zeth semakin tebal dengan kemampuan bernyanyi pada nada-nada basskant yang luar biasa sehingga makin menunjukan kematangan suaranya.

Kemampuan membaca notasi Zeth sangat baik, karena dia terlatih bernyanyi dan memainkan organ di gereja.

Dia memiliki pendengaran mutlak untuk mendengarkan setiap tonika yang ada dan menghafal secara tepat tonika pada beberapa buku lagu gereja dan lagu-lagu Pop.

Prestasi yang paling membanggakan Zeth dari berbagai prestasi yang sudah dia ukir dari waktu ke waktu, adalah ketika bersama Tim Siwalima Maluku berangkat ke Pasadena USA untuk mengikuti Tournament of Roses (TOR) dan mendapatkan Piala Grand Marshall (setingkat juara 3) di sana.

Di tahun 1988 Zeth Lekatompessy bersama Tim Siwalima II melakukan pertunjukkan di 12 kota d negeri Kincir Angin, Belanda. Dia tetap memukau pada setiap penampilannya dan tidak pernah merasa lelah bernyanyi dari panggung ke panggung. Zeth sangat menikmatinya dan tetap tersenyum.

Zeth seorang penampil sejati dengan rasa humor yang tinggi yang juga terbawa dalam warna suaranya. Suara penuh humor ini membuat Zeth Lekatompessy diingat sebagai Penyanyi Besar yang lahir dan besar di Amahusu, namun membawa Maluku dan Indonesia ke dunia internasional.

Dari Australia sampai Amerika dan Eropa telah dikunjungi sang maestro.

Selamat jalan sang penyanyi legendaris Maluku, Zeth Lekatompessy. Karyamu akan dikenang sepanjang masa dan menjadi spirit penyanyi-penyanyi muda. (MT-04)

Berita Lainnya