Ulah Danki Bikin Praka Rahman Tomilawa & 2 Rekannya Gugur di Papua, Panglima TNI: Proses Hukum!
AMBON, MalukuTerkini.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan kelalaian komandan kompi (danki) saat penyerangan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap pos TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang menyebabkan tiga orang prajurit gugur, Kamis (27/1/2022) lalu.
Satu diantara ketiga prajurit tersebut yaitu Praka Anumerta Rahman Tomilawa (24). Sedangkan dua lainnya yaitu Serda Rizal Maulana Arifin (24) dan Pratu Tupel Alomoan Baraza (24).
Tomilawa yang menjabat sebagai Tabakpan 2 Pokpan 2 Regu 1 Peleton III Kompi Senapan A Yonif Raider 408/Suhbrastha (Tabakpan Tim 3 Pos Koramil Gome) dimakamkan di kampung halamannya di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Sabtu (29/1/2022).
Fakta tersebut membuat Jenderal Andika Perkasa meminta Puspom TNI dan Puspom TNI AD melakukan proses hukum terhadap danki itu.
"Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap danpos ini atau komandan kompi ya. Dituntaskan supaya jadi pembelajaran juga," ujar Andika dalam kanal youtube Jenderal Andika TNI Andika Perkasa sebagaimana diposting, Sabtu (19/3/2022).
Jenderal Andika kecewa berat terhadap danki yang lalai itu. Andika menyebut komandan TNI seharusnya selalu memikirkan bagaimana cara untuk melindungi prajurit yang sedang bertugas di Papua.
"Kita semua di sini memikirkan dukungan, bagaimana melindungi anggotanya, di sananya begini-begini saja rupanya. Maksudnya, pertimbangan pendek sekali, hanya soal, 'oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ', dikorbankan semua," ungkapnya.
Andika juga mendapati kejanggalan dalam peristiwa penyerangan teroris KKB terhadap pos TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, yang menyebabkan tiga orang prajurit gugur. Ia menyebut danki di pos itu ternyata berbohong.
"Ternyata hasilnya berbohong, yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si danki dari komandan batalion," kata Andika.
Ia menjelaskan penyerangan memang dilakukan oleh KKB. Namun, dalam hal ini, danki di pos itu lalai karena menyepelekan pengamanan.
"Jadi, iya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran nih peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan," jelasnya. (MT-04)