Sekilas Info

Ini Instruksi Kapolda Maluku Sikapi Dampak Gempa M 7,9

Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif

AMBON, MalukuTerkini.com - Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 7,9 yang terjadi di Laut Banda, Provinsi Maluku, Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT  berdampak di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif langsung menginstruksikan kepada Kapolres Tanimbar AKBP Umar Wijaya untuk menyiagakan satuan-satuan di wilayah tersebut.

"Kami terus berkoordinasi dengan unsur kewilayahan. Saya perintahkan Kapolres Kepulauan Tanimbar  AKBP Umar Wijaya untuk menyiagakan satuan-satuan untuk mengantisipasi bencana tersebut," tandas Kapolda kepada wartawan di pelataran Mapolda Maluku, Tantui, Ambon, Senin (10/1/2023).

Kapolda menjelaskan, jajaran Polres Ranimbar sudah bergerak untuk memonitor polsek-polsek jajaran.

"Polres sudah bergerak untuk memonitor di polsek-polsek dan wilayah yang mudah-mudahan ya kita doakan semua tidak ada hal-hal yang menonjol akibat gempa tersebut," jelasnya.

Sementara itu, Kapolres Tanimbar AKBP Umar Wijaya saat di konfirmasi wartawan mengaku personelnya sementara mendata kerusakan maupun hal lain terdampak gempa.

"Saya monitor sampai pukul 04.00 WIT tadi warga ke jalan poros dan pukul 05.00 WIT sudah kembali ke rumah masing-masing. Terkait dengan korban atau kerusakan untuk sementara masih pendataan. Saya udah perintahkan tadi pagi udah perintahkan untuk melakukan pendataan. Nantinya seluruh Kapolsek akan melaporkan untuk kita sampaikan lebih lanjut," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 7,9 (parameter update M 7,5) yang terjadi di kawasan Laut Banda khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku pada kedalaman 130 km,” jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya yang diterima malukuterkini.com, Selasa (10/1/2023).

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ungkapnya.

Ia merincikan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Dobo, Tiakur IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi), daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Berpotensi Tsunami, dengan tingkat ancaman Siaga di Maluku Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, Kabupaten Kepukauan Tanimbar dan Kota Ambon; sedangkan tingkat ancaman Waspada di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota-Kendari dan Kendari,” rincinya.

BMKG lalu mengeluarkan peringatan dini tsunami, yang berakhir pada pukul 05.43 WIT.  (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!