Ini Pesan Damai Tokoh Agama Untuk Nuhu Evav

AMBON, MalukuTerkini.com – Bentrokan antar warga di Kota Tual mengakibatkan sejumlah korban akhirnya disikapi oleh tokoh agama di Maluku.
Dalam pesan Damai yang ditanda tangani oleh Ketua MUI Maluku Abdullah Latuapo, Ketua MPH Sinode BPM Pendeta Elifas T Maspaitella, Sekretaris Keuskupan Amboina Pastor Agustus Arbol, Ketua Walubi Maluku W Jauwerissa dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Maluku I Wayan Sutapa, Jumat (3/2/2023) meminta agar warga jangan lagi mengulang kesalahan silam dan bertanggung jawab memelihara damai.
"Kepada semua saudara di Nuhu Evav dan seluruh kepulauan Maluku, jangan lagi kita mengulangi kesalahan masa silam, karena kita harus bertanggungjawab memelihara damai yang adalah rahmat dan anugerah di antara kita. 24 tahun lalu. Nuhu Evav-lah yang pertama-tama menyalakan obor damai di tanah Maluku. Obor Damai Nuhu Evav itu yang menerangi hati semua orang Maluku untuk menumbuhkan kesadaran budaya demi perdamaian sejati. Ain ni Ain telah membentuk kesadaran bahwa kita adalah satu, sebab kita lahir dari rahim yang sama, sehingga kita harus saling menjaga. Sadarilah bahwa konflik adalah salah satu dari ribuan cara pembodohan masyarakat. Konflik membuat anak-anak kehilangan kesempatan belajar, dan itu adalah awal dari ketertinggalan mengejar kemajuan," tandas para Tokoh agama.
Mereka juga meminta segera hentikan konflik dan jamin pendidikan dalam situasi masyarakat yang aman dan damai demi kemajuan generasi masa depan.
"Hentikanlah konflik dan jaminkanlah Pendidikan anak-anak dalam situasi masyarakat yang aman dan damai demi kemajuan generasi kita ke masa depan. Konflik telah membuat kita hilang kepekaan sebagai orang saudara, dan hilang rasa cinta kepada negeri, pulau dan sesama manusia. Padahal budaya kita merupakan sesuatu yang sakral karena mengajari kita cinta kepada saudara, rasa memilik! sebagai orang basudara, Cinta kepada negeri, kepada tanah sebagai ibu yang melahirkan kita semua, cinta kepada manusia sehingga tidak dengan mudahnya saling menyerang, membakar, melukai, dan apalagi membunuh," ungkap para tokoh agama
Dijelaskan, tidak ada pemenang sejati dalam konflik antar-saudara, yang ada adalah kebodohan yang diratapi dan tuka bathin yang susah disembuhkan, Maka hentikanlah konflik.
"Belajariah dari perempuan-perempuan, dari mama-mama, dari ina-ina yang berhati mulia. Dari rahim mereka lahirlah damai. Jangan khianati rahim suci perempuan-perempuan, mamamama, ina-ina. Mereka adalah gambaran sejati bahwa perdamaian itu suatu ikatan hidup tulus dan suci. Mereka yang sakit bersalin, mereka yang setia bertahan di rumah, hati mereka sakit jika anak yang lahir dari rahimnya terluka, jika rumah tempat mereka berdoa dan merawat kehidupan keluarga terbakar dan musnah," tegas tokoh agama.
Tokoh agama jua meminta agar wujudkanlah cinta kepada Nuhu Evav, kepada anak negerinya, kepada negerinya, kepada pulaunya, kepada bahasanya, kepada persaudaraannya. Bersatulah sebagai pemilik yang sama atas Nuhu Evav, berbicaralah sebagai saudara dalam Bahasa Kei yang santun dan penuh hormat, bersatulah laksana telur ikan yang memberi kehidupan. Kokohkanlah tiga dasar hidup yang luhur di antara anak Nuhu Evav, yakni tom, snib dan hukum. Sebab sejarah (tom) menjadi saksi bahwa semua lahir dari kandungan yang sama, dan itu adalah suatu hal yang tidak bisa disangkali dan menjadi snib, yaitu janji atau pesan suci yang harus dijaga dan dipelihara, karena mengabaikan atau menjauhi pengajaran itu, hukum yang akan bersaksi atas kita.
"Orang Kei tidak pernah berdusta, sebab hukum ada di dalam jiwa dan tubuhnya, hukum ada di alamnya, hukum ada di rumahnya, dan hukum ada di pulau-pulaunya. Damai harus lahir dari kita. Sebab damai itu lahir dari hati yang tulus. Maka jangan biarkan siapa pun tertawa dan menari di atas penderitaan kita. Sebab itu, mari kita menjaga obor damai yang pernah kita bawa untuk menerangi tanah Maluku dan Indonesia," ujar para tokoh agama.
Mereka juga berharap dukunglah usaha pemulihan yang dilaksanakan oleh pemerintah, tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh agama dan difasilitasi oleh aparat Kepolisian dan TNI, karena upaya sekuat apapun tanpa dukungan dari dalam diri kita, tidak ada faedahnya. Sebaliknya atas kesadaran damai di antara kita, apapun yang dikerjakan pasti berhasil.
"Kami selalu berdoa agar saudara-saudara dilimpahi karunia dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya kita hidup dalam damai yang sejati," ungkapnya. (MT-04)
Komentar