Sekilas Info

Usai Rapat di DPRD Ambon, Sesama Warga Naku Nyaris Bentrok

AMBON, MalukuTerkini.com - Puluhan warga Negeri Naku, Kota Ambon nyaris bentrok usai rapat bersama di DPRD Kota Ambon, Kamis (9/2/2023)

Keributan antar sesama warga Naku itu dilatarbelakangi permasalahan pemilihan Raja Negeri, yang hingga kini tak kunjung tuntas. Sebagian warga, tidak setuju apabila Zadrack Gaspersz dilantik menjadi Raja Negeri Naku.

Tak hanya itu, warga juga menuding tim dari Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, yang dipimpin oleh Pieter Saimima melakukan intervensi dalam proses penempatan terhadap Zadrack Gaspersz sebagai Raja Negeri Naku.

Salah satu kepala Soa di Negeri Naku, Charles de Fretes mengaku pihaknya sangat keberatan dengan jika Zadrack Gaspersz dilantik sebagai Raja Negeri Naku.

"Penetapan Zadrack Gaspersz itu bertentangan dengan adat negeri Naku. Yang bersangkutan juga tidak layak pimpin negeri,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pelantikan Raja Kota Ambon, Pieter Saimima mengatakan apabila mata rumah parentah mengusulkan calon raja kepada Saniri Negeri kemudian diusulkan lagi ke Pemkot Ambon sesuai dengan ketentuan dalam perda, maka pemkot akan melantik raja tersebut sebagaimana diatur dalam Perda.

"Setelah diusulkan oleh Saniri, maka pemerintah kota dengan segala haknya  sebagaimana diatur dalam perda itu makan akan mengkaji usulan itu jika memenuhi syarat kemudian akan melantik Raja Negeri sebagaimana ditetapkan dalam perda,” katanya.

Saimima juga menegaskan Pemkot Ambon tidak memiliki kepentingan untuk melakukan intervensi terkait proses pemilihan atau penetapan Zadrack Gaspersz sebagai calon yang diusulkan untuk dilantik menjadi Raja Naku.

"Pemkot tidak punya kepentingan untuk melakukan intervensi,: tandasnya.

Sementara itu Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Jafry Taihuttu mendesak agar Pemkot Ambon melalui tim percepatan pelantikan raja untuk segera menyelesaikan persoalan yang ada di Negeri Naku terkait penetapan raja.

"Kita berikan waktu 1 minggu agar kedua belah pihak yang saling bertentangan ini bisa melakukan mediasi secara kekeluargaan agar proses ini bisa segera selesai," harapnya.

Negeri Naku, kata Taihuttu sudah 30 tahun tidak memiliki raja definitif. Untuk itu, tidak ada lagi ruang maupun waktu untuk negeri tersebut terus berada di dalam dilema penetapan Raja.

"Suka atau tidak suka, saatnya intervensi negara, karena kita tidak punya waktu lagi untuk Naku terus memikirkan siapa yang menjadi raja. Yang menjadi Raja itu sesuai mata rumah parentah," katanya. (MT-08)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!