Boy Uwuratuw Banjir Dukungan Menuju Pilkada Tanimbar di Desa Lauran

SAUMLAKI, MalukuTerkini.com - Dukungan kepada sosok putra Tanimbar Julianus Aboyaman Uwuratuw terus mengalir.
Setelah dari Pulau Selaru, Pulau Seirah, Larat, Bomaki, kini Dokter Boy, sapaan akrabnya banjir dukungan dari para tetua adat dan warga Desa Lauran, Kecamatan Tanimbar Selatan.
Dukungan untuk mengantar Dokter Boy menuju kursi Bupati Kabupaten Kepulauan Tanibar ini berlangsung di natar desa, Senin (13/2/2023).
Pada samping kiri dan kanan Natar, terdapat dua perahu yakni Kamparesi dan Maseltutul. Natar merupakan tempat berumpul para tetua adat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di desa.
Setelah menyepakati hal-hal pada kedua perahu adat itu, kemudian diikat berupa sumpah adat dan berakhir dengan tuang dan minum sopi bersama.
Ritual adat ini dihadiri oleh semua unsur dalam desa, termasuk juga kepala desa sebagai pemangku adat tertinggi di desa itu.
Ketua Adat Desa Lauran, Wellem Taborat Wolanalan, diatas Natar mengaku hubungan Desa Adaut dan Lauran merupakan desa adik kakak. Sejarah mencatat, tahun 1860, Desa Lauran Kote (nama Desa Lauran tempo Dolo) diserang dan dibakar. Para Moyang dari Desa Lauran melarikan diri dan berlindung di Desa Adaut selama tiga tahun.
"Hubungan Ade kakak ini terjalin dan sudah tidak bisa diputus lagi," ungkapnya.
Dikatakan, Kedatangan Dokter Boy ke Negeri Lauran saat ini dalam kunjungan Bakudapa Orang Basudara guna mencari bapa, mama, adik kakaknya.
“Datang juga untuk kasih suara sekaligus memberitahukan bahwa akan maju sebagai calon Bupati Kabupaten Kepulauan Taninbar. Dengan demikian, anak ini diterima dengan baik, karena hubungan kekerabatan Adaut - Lauran. Hubungan tidak ini tidak bisa dicerai-berai oleh siapapun. Saya sembahyang dan bersumpah untuk moyang-moyang juga dan hal ini sangatlah sakral, tidak bisa dirubah oleh siapapun sampai kiamat dunia,” katanya.
Sementara itu, Dokter Boy yang diberikan kesempatan berbicara diatas Natar tempat dimana dirinya berpijak, mengaku dirinya datang untuk mau mengabdi dan melayani bagi Tanimbar.
Ia mengenang masa beberapa tahun terakhir yang didekati oleh beberapa pihak dan ditawari sebagai calon wakil bupati.
“Namun belajar dari pengalaman, wakil bupati bukanlah pengambil kebijakan apalagi mengeksekusinya. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang nomor satu. Ibarat diatas meja operasi, hanya butuh satu kapten. Tetapi juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Jika ada yang bertanya, saya maju dengan perahu apa? Saya selalu menjawab bahwa ada perahu dari Adaut, dari Seirah, dari Lauran dan dari desa-desa di Tanimbar. Jika basudara semua, Duan Lolat, Urayana, rakyat negeri ini dan para Leluhur dan Tuhan merestui, saya siap mengabdi sebagai Bupati Kepulauan Tanimbar," tandasnya. (MT-06)
Komentar