Dokter RSUD Haulussy Raih Penghargaan Internasional

AMBON, MalukuTerkini.com - Jacky Tuamelly, salah satu dokter spesialis bedah pada RSUD M Haulussy - Ambon, meraih First Prize Award pada International College of Surgeons (ICS), di Kaohsiung, Taiwan.
Penghargaan internasional itu diraih Tuamelly mengalahkan 107 dokter spesialis bedah dari 16 negara.
Tuamelly yang juga sebagai Ketua Ahli Bedah di Maluku ini berhasil memperoleh prestasi dunia ini usai membawakan materi "Epidural Hematome Management In Mollucas, East Indonesia" (Penanganan Perdarahan di Selaput Otak di Maluku, Indonesia Timur) pada kegiatan yang dilakukan Organisasi Bedah Sedunia dalam rangka Conference For 10th Annivarsay Of Medical Volunteers Mission International College Of Surgeons itu, diikuti 108 Dokter Ahli Bedah di Medical Universitty Taiwan, sejak 14-16 April 2023.
Kepada malukuterkini.com, Kamis (27/4/2023) Tuamelly mengaku dirinya bersama tiga peserta lainnya yang hadir dari Indonesia.
Dalam materinya, Tuamelly menampilkan poster-poster dan tindakan yang sudah dilakukannya sebagai spesialis bedah di Maluku.
Bahkan dari peralatan yang digunakan, Tuamelly memperlihatkan keberanian aksinya saat membedah tengkorak kepala manusia, menggunakan alat- alat yang biasa dipakai para tukang bangunan untuk melubangi tembok.
Dengan keberanian itulah, Tuamelly mengaku dirinya hanya menampilkan dan memaparkan apa yang sudah dilakukannya secara nyata menyelamatkan jiwa masyarakat di Maluku.
Atas dasar itulah, 10 peserta dokter spesialis ternama terpilih mendapat award dan Tuamelly berhasil meraih juara pertama.
Dalam kesehariannya, Tuamelly yang merupakan Kepala Instalasi Kamar Operasi pada RSUD Haulussy dan juga sebagai Ketua Departemen Organisasi Perkumpulan Ahli Bedah Indonesia (PABI) ini mengaku apapun yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Kendati terlihat susah dan tidak mungkin, namun ia mengaku harus memiliki keberanian.
"Intinya bagaimana kita bisa menyelamatkan seseorang yang memang tindakannya harus dioperasi. Awalnya itu saya menggunakan alat-alat bangunan. ada bor tangan, kemudian bor tembok. Itu karena memang tidak ada alat. Bahkan ada bebarapa diantaranya harus menggunakan bantuan listrik. Akan tetapi jika dalam kondisi paham listrik itu selalu menjadi kendala dan pada akhirnya harus menggunakan alternatif. Meski begitu tidak menjadi kendala sehingga akhirnya, saya menggunakan bor tembok dengan menggunakan baterai dan puji Tuhan berhasil," jelasnya.
Ia mengaku dengan segudang ilmu dan pengalaman yang sudah dilaluinya, maka pada ajang ICS di Taiwan itulah, Tuamelly dihadiahi 1 bor senilai Rp 200 juta.
Tuamelly merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta tahun 1991 dan spesialis bedah Universitas Sam Ratulangi (2005), mengaku selama ini sudah menangani 14 kasus setiap tahun yang ditanganinya namun hanya 1-2 orang yang gagal.
"Saya setiap tahun tangani 14 kasus, hanya 1-2 yang gagal dan secara keseluruhan masih diatas 80 persen, operasinya berhasil. Bahkan pasiennya bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Memang saat operasi tentu ada kemungkinan antara hidup dan mati, tetapi selama ini sebagian besar berhasil. 80 persen operasi itu berhasil dan ,bisa kembali pulih," ungkapnya.
Kendati sudah mendapat award internasional ini namun dirinya tetap memberikan semangat dan harapan kepada agar dokter-dokter muda khususnya dokter ahli bedah untuk tetap berani dalam melayani menolong pasien meskipun dengan segala keterbatasan yang ada dan dengan kemampuan dan ilmu yang dimiliki.
"Saya mau sampaikan Intinya bahwa kita harus berani, apa yang kita punya disini, disampaikan ke acara pertemuan ilmiah baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga kita juga bisa belajar Apalagi kita Maluku merupakan daerah kepulauan yang memiliki banyak tantangan dan harus dihadapi dan tindakan yang harus dilakukan. (MT-04)
Komentar