Dikukuhkan Jadi Guru Besar Akuntansi Unpatti, Christina Sososutiksno Paparkan B-MEM
AMBON, MalukuTerkini.com - Profesor Dr. Christina Sososutiksno, SE., M.Si., Akt, CA dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam ranting ilmu/kepakaran Akuntansi Manajemen/Keprilakuan Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura (Unpatti).
Pengukuhan dilakukan oleh Rektor Unpatti Fredy Leiwakabessy saat Rapat Terbuka Luar Biasa Senat Unpatti yang berlangsung di Auditorium Unpatti, Kamis (22/5/2025).
Saat pengukuhan tersebut, Christina Sososutiksno menyampaikan pdato bertajuk “Behavioral Managerial Earnings Management (B-MEM): Gagasan Baru dalam Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan”
“Dalam pidato pengukuhan ini saya mengajukan kerangka konseptual baru yang bersifat interdisipliner dan holistic, sebuah kerangka teoritis baru yang disebut Behavioral Managerial Earnings Management (B-MEM) sebagai solusi konseptual dan praktis untuk memahami dan menanggulangi praktik manajemen laba,” ungkapnya.
Dikatakan, dengan menggunakan ketiga pilar ini secara simultan yaitu agency perspective, behavioral perspective dan governance perspective, B-MEM memandang manajemen laba bukan sekadar hasil dari pertimbangan rasional, tetapi sebagai produk dari interaksi kompleks antara sistem insentif, persepsi individu, dan tekanan institusional.
“Sebagai ilustrasi empiris, studi yang dilakukan terhadap 38 perusahaan publik di Indonesia antara 2020 hingga 2022 menunjukkan bahwa 65% perusahaan dengan tingkat independensi dewan komisaris rendah dan budaya organisasi yang permisif terhadap kompromi etika memiliki kecenderungan lebih tinggi melakukan earnings management berbasis diskresi akrua,” kata Christina Sososutiksno yang menamatkan Program Doktor Ilmu Ekonomi, Konsentrasi Akuntansi pada Universitas Diponegoro tahun 2012.
Menurutnya, B-MEM dapat digunakan untuk merancang intervensi kelembagaan dan kebijakan yang lebih efektif seperti penguatan pelatihan etika manajerial, revisi skema insentif, serta pengembangan sistem whistleblowing yang aman dan anonim dapat menjadi turunan praktis dari penerapan B-MEM di organisasi.
“B-MEM juga dapat dimanfaatkan sebagai kerangka evaluasi risiko pelaporan keuangan berbasis perilaku. Regulator seperti OJK atau BPK dapat menggunakan indikator-indikator dari tiga pilar B-MEM untuk mengidentifikasi perusahaan dengan potensi tinggi melakukan earnings management. Hal ini akan meningkatkan akurasi pengawasan dan efektivitas tindakan korektif,” ungkap Christina Sososutiksno yang menamatkan Program Magister Ilmu Akuntansi pada Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, tahun 2003.
Di ranah akademik,jelasnya, B-MEM membuka peluang pengembangan kurikulum akuntansi yang lebih reflektif dan kontekstual.
“Mahasiswa tidak hanya dibekali dengan kemampuan teknis, tetapi juga dengan kerangka berpikir etis dan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas perilaku organisasi. Ini sejalan dengan arah pendidikan tinggi masa depan yang menekankan pada integrasi nilai dan keberlanjutan,” jelas Christina Sososutiksno yag juga menjabat Ketua Tim Pengelola Pusat Layanan Kinerja, Diklat dan Sertifikasi pada Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran Universitas Pattimura Tahun 2025.
Ia memamaprkan penelitian empiris yang dilakukan terhadap lima perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2020–2022 menunjukkan bahwa keberadaan mekanisme tata kelola perusahaan yang kuat, seperti independensi dewan komisaris, keberadaan komite audit yang aktif, serta sistem pelaporan internal yang transparan, secara signifikan menurunkan praktik earnings management berbasis akrual diskresioner.
“Temuan ini membuktikan bahwa penguatan sistem pengendalian internal dan penerapan konservatisme akuntansi harus dijadikan prioritas dalam reformasi akuntansi di Indonesia. Keduanya tidak hanya menekan risiko manipulasi, tetapi juga meningkatkan reputasi dan kredibilitas perusahaan dalam jangka panjang,” ungkap Ketua Jurusan Akuntansi periode 2019-2023 ini.
Dengan demikian, katanya, tata kelola yang kokoh dan konservatisme akuntansi bukan semata kebijakan teknis, tetapi merupakan ekspresi nilai-nilai akuntabilitas, transparansi, dan integritas. Dalam kerangka B-MEM, keduanya menjadi fondasi etis yang mampu mengarahkan perilaku manajer ke jalur yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Inilah landasan yang memperkuat relevansi gagasan ini dalam diskusi nasional dan internasional tentang etika pelaporan keuangan,” kata mantan Ketua Laboratorium Pengkajian Pengembangan Akuntansi Keuangan dan Bisnis Jurusan Akuntansi tahun 2017 ini. (MT-01)