DKP Maluku Konsisten Jaga Kawasan Kepulauan TNS

AMBON, MalukuTerkini.com - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku memiliki peran penting dalam menjaga wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dari ancaman degradasi lingkungan dan pemanfaatan berkelanjutan.
Salah satunya melalui pengelolaan perikanan berkelanjutan melalui upaya penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi laut.
Intervensi program kegiatan difokuskan pada pulau-pulau kecil yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, namun juga memiliki tantangan pengelolaan dengan tingkat kerentanan yang sedang hingga tinggi.
Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut DKP Provinsi Maluku, Ali Tualeka di Ambon, Selasa (1/7/2025) menjelaskan pengelolaan pulau-pulau kecil melalui strategi kemitraan dan kolaborasi, baik antara pemerintah dengan masyarakat, maupun pemangku kepentingan lainnya.
“Kami terus berupaya menaruh perhatian penuh pada keberadaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, beberapa di antaranya yaitu Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua (TNS),” jelasnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu Tim DKP Maluku dan salah satu LSM mitra Dinas, yaitu Yayasan Konservasi Alam Indonesia (YKAN), bersama dengan Universitas Pattimura, serta perwakilan masyarakat TNS, melaksanakan ekspedisi ilmiah di tiga pulau tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan pemetaan partisipatif bersama masyarkaat TNS di Waipia.
“Kehadiran masyarakat dalam berbagai pelaksanaan kegiatan dilapangan menjadi penting dan bukti penerimaan mereka atas intervensi program pengelolaan perikanan berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Pemerintah Provinsi Maluku di tiga pulau tersebut,” ungkapnya.
Dikatakan, antusiasme masyarakat terlihat pada pelaksanaan ekspedisi ilmiah di Pulau TNS.
"Atas perintah Oka atau Kepala Desa, Perwakilan masyarakat dari 15 Desa di TNS yang difasilitasi sangat antusias bersama tim peneliti turun langsung ke Kepulauan TNS untuk melihat secara langsung pendataan kondisi ekologi disana,” katanya.
Menurut Tualeka, Kajian ilmiah di Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua dilakukan pada tanggal 9 - 30 April 2025, mencakup pemetaan biofisik serta kajian kualitas air dan estimasi simpanan karbon biru.
“Sementara itu, pemetaan partisipatif di tingkat tapak digelar bersama masyarakat, melalui pengumpulan data sosial ekonomi yang mencakup kondisi nelayan dan praktik pengelolaan sumberdaya laut secara tradisional,” ujarnya. (MT-01)
Komentar