Hasil Rapid Test: 22 Tenaga Medis RSUD Haulussy Terindikasi Positif

AMBON - Sebanyak 22 tenaga medis dan administrasi pada RSUD Haulussy Kudamati, Ambon terindikasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Senin (11/5/2020).
Menurutnya, pemeriksaan sekitar 100 tenaga medis dan administrasi telah dilakukan.
"Semua di-rapid test. Hasilnya sekitar 22 tenaga medis menunjukan indikasi positif," ungjapnya.
Dikatakan, alasan dilakukan rapid test karena adanya pasien positif Covid-19 meninggal berdasarkan hasil swab sementara penangananya selama dirawat hingga meninggal tidak menggunkana protokol Covid-19.
“Karena itu, saat ini pelayanan RSUD Haulussy sementara dibatasi untuk pasien umum yang masuk,” katanya.
Pontoh menjelaskan, alasannya dilakukan pemeriksaan tenaga medis dikarenakan salah satu pasien berinisial DAS (35) asal SBB yang ditangani awalnya dengan riwayat penyakit bukan gejala covid-19 namun gagal ginjal.
"DAS itu ODP yang meninggal. Selama ini tidak terinformasikan karena yang bersangkutan bukan dengan gejala Covid tapi dengan gejala gagal ginjal sehingga yang menonjol adalah penyakit utamanya. Yang bersangkutan masuk di RSUD pada 22 April 2020 lalu hasil rapid test juga negatif sehingga tidak terlapor karena dirawat dengan gagal ginjal. Dalam perjalanannya pasien tersebut meninggal pada 7 Mei 2020 tetapi sebelum meninggal sempat dikonsultasikan ke bagian paru karena timbul sesak dan pada waktu ditanyakan ternyata suaminya dari bersangkutan pernah ke Jakarta satu bulan lalu sehingga dilakukanlah swab," jelasnya.
Ia mengatakan, dari hasil swab yang diterima 10 Mei 2020 hasil menunjukan pasien yang sudah meninggal positif Covid-19.
"Hasil swab datang kemarin tanggal 10 Mei 2020 ternyata positif Covid-19. Makanya terlapor sebagai orang meninggal. Karena hasil belum ada saat meninggal sehingga dibawa pulang ke SBB untuk dilakukan pemakaman seperti biasa namun ada kerja ektra dari petugas kesehatan untuk melakukan penelusuran mulai dari keluarganya termasuk tenagas," kata Pontoh. (MT-04)
Komentar