Sekilas Info

Diskusi Peringatan Bulan PRB 2020

Wali Kota Ambon Baku Bage Carita Bencana Dari Bumi Raja-Raja

BULAN PRB - Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy (kiri) tampil “Baku Bage Carita Bencana Dari Bumi Raja-Raja” saat puncak peringatan Bulan PRB di Lorin Hotel, Sentul - Bogor, Senin (12/10/2020).

JAKARTA – Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy tampil “Baku Bage Carita Bencana Dari Bumi Raja-Raja” saat rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Lorin Hotel, Sentul - Bogor, Senin (12/10/2020).

Wali Kota Ambon tampil menjadi pembicara pada diskusi sesi pertama dengan tema “Ketangguhan Daerah Menghadapi Bencana”.

Berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah,  Ganjar Pranowo tampil secara virtual dari Semarang, Wali Kota Ambon justru hadir langsung di Lorin Hotel, Sentul - Bogor, sementara pembicara lainnya Gubernur Jawa Tengah,  Ganjar Pranowo tampil secara virtual dari Semarang.

“Saya hadir secara fisik sebagai bentuk komitmen dari Gubernur Maluku Murad Ismail yang seharusnya menjadi tuan rumah puncak peringata Bulan PRB tahun ini tetapi karena situasi pandemi sehinga dilaksanakan di Jakarta. Kehadiran saya menunjukkan komitmen Gubernur Maluku untuk Kota Ambon Ambon tetap menjadi tuan rumah puncak peringatan Bulan PRB berikutnya,” ungkap Wali Kota mengawali diskusi tersebut.

Ia juga memaparkan kesiapan Kota Ambon menghadapi bencana, yang terdiri dari bencana sosial, bencana alam hingga pandemi Covid-19 saat ini.

“Ambon merupakan salah kota yang sangat rawan bencana. Berdasarkan data dari DIBI (Data Informasi Bencana Indonesia) 76 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi. Namun berdasarkan catatan sejarah, Ambon sudah berulang kali dilanda gempa dan tsunami. Tsunami tahun 1950 merupkan tsunami terakhir yang terjai di Pulau Ambon,” ungkapnya.

Terkait bencana alam, katanya, Kota Ambon juga tercatat mampu melakukan relokasi tanpa masalah terhadap warga yang rumahnya rusak akibat tanah longsor dan pergerakan tanah beberapa tahun lalu di wilayah Kelurahan Batu Gajah-Kota Ambon.

Menyangkut sosialisasi bencana alam, pihaknya tetap menggunakan pendekatan pentahelix, sehingga mampu terdistribusi dengan baik ke masyarakat.

“Pelibatan para camat, kepala desa/lurah, ketua RW dan ketua RT untuk menyampaikan informasi ke masyarakat dinilai sangat mempan,” katanya.

Selain itu, jelas Wali Kota Ambon penggunaan teknologi infomasi yang dilakukan BPBD Kota Ambon dengan menampilkan peringatan-peringatan saat musim penghujan juga peringatan cepat BMKG terkait gempa, sangat membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana.

“Penyiapan kampung-kampung tangguh bencana juga merupakan bagian dalam penyiapan warga dalam menghadapi setiap bencana yang mungkin saja terjadi, pada situasi dan kondisi apapun,” jelasnya.

Khusus menyangkut pandemi Covid-19 saat ini, katanya, Pemkot Ambon juga sudah menyaiapkan fasilitas rumah sakit darurat, guna menampung pasien Covid-19.

“RS darurat itu terpaksa harus menyewa beberapa hotel bintang 3 dan juga balai diklat yang ada di Kota Anbon. ’Kelemahan kita, adalah tidak memiliki rumah sakit kota. Makanya, kita harus mengambil kebijakan, untuk menyelamatkan warga dari pademi ini dengan menyewa hotel,’’ kata Wali Kota.

Ia mengaku, Kota Ambon saat ini masih berada di zona merah zonasi resiko penyebaran Covid-19.

“Ini bisa dipahami, karena kota ini adalah episentrum pergerakan orang dan aktifitas ekonomi di Maluku. Kita juga diperhadapkan dengan keterbatasan laboratorium penguji sample swab menjadi salah satu kendala tersendiri penanganan Covid-19 di Ambon. Olehnya, Pemkot Ambon melalui BPBD telah melayangkan surat meminta bantuan laboratorium mobile dari BNPB. Semoga melalui kegiatan ini, permohonan kami bisa terealisasi,’’ ungkapnya.

Walikota juga mengatakan, semua program yang baik dari manapun juga, apakah itu dari OPD maupun masyarakat, akan berjalan dengan baik, sangat tergantung dari komitmen dan kepedulian pemimpin daerah tersebut.

‘”Saya di Ambon, kadang menggunakan jurus mabuk dalam menyelesaikan suatu masalah. Kalau ikut prosedur, maka prosesnya memakan waktu. Olehnya jika ada usulan masyarakat yang saya anggap baik dan dibutuhkan, maka saya langsung memerintahkan OPD untuk mengeksekusinya,’’ katanya.

Ia juga mengakui, sinergitas antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi berjalan sangat baik, sehingga memudahkan berbagai eksekusi kegiatan di lapangan.

Sesuai jadwal, Selasa (13/10/2020) besok, Wali Kota Ambon akan menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) pada puncak peringatan Bulan PRB.

Diskusi yang dipandu Philips Jusario Vermonte, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) berlangsung menarik, sebab selain audience yang hadir di ballroom Lorin Hotel, kegiatan diskusi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para perwakilan BPBD se-Indonesia yang bergabung melalui aplikasi zoom.

Hadir pada acara itu, Kepala BPBD Provinsi Maluku, Henry Far-Far, Kepala BPBD Kota Ambon, Demmy Paays dan sekretaris BPBD Kota Ambon Eva Tuhumury. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!