Sekilas Info

Viral ‘Gunung Bergeser’, Ini Analisis PVMBG

AMBON, MalukuTerkini.com - Jagat maya dihebohkan dengan informasi gunung bergeser yang mengakibatkan akses tertutup Jalan Takari-Soe di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lewat video berdurasi 1 menit 2 detik tersebut, warga ramai-ramai menyaksikan gundukan tanah membentuk gunung setinggi tiga meter.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan kemungkinan gerakan tanah di Jalan Trans Nasional Timor di Takari yang luas, karena longsoran dipengaruhi struktur geologi.

Percepatan pergerakan juga dipengaruhi/dikendalikan oleh kelerengan, struktur geologi dan tingkat kejenuhan material penyusunnya.

"Gerakan tanah ini terjadi pada tekuk dua lereng pada lembah, dan melihat morfologinya merupakan morfologi longsoran lama," ujarnya dalam pesan singkat sebagaimana dilansir detikcom, Senin (20/2/2023).

Gerakan tanah, jelas Hendra, kemungkinan dipicu oleh hujan yang terjadi sebelumnya. Namun, untuk memastikan detail mekanisme dan faktor penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan detail di area tersebut.

Yang pasti, ia menyampaikan gerakan tanah bersifat lokal. Ini sekaligus membantah rumor pergerakan lempeng (tektonik) dari Australia.

"Pergerakan lempeng terjadi di semua tempat di Indonesia. Hanya arah dan kecepatannya yang berbeda," jelasnya.

Hendra meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan longsoran susulan. Sementara ini dibuat jalan alternatif, pembersihan material longsoran dengan melihat kondisi kestabilan material, dan cuaca.

Adapun, akses jalan yang tertutup berlokasi di kilometer 73 Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Akses jalan lumpuh itu terjadi sejak pukul 21.00 WITA pada Jumat (17/2/2023).

Sebelumnya, Kementerian PUPR membuka jalan alternatif di Takari karena material longsor yang menutup akses. Jalan alternatif itu sudah bisa dilintasi oleh warga sejak Minggu (19/2/2023) malam.

"Sementara, kendaraan khusus roda dua dan roda empat saja," tutur Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR Thomas Setiabudi Aden.

Jalan alternatif menjadi akses bagi kendaraan yang membawa barang logistik. Karenanya, jalan alternatif bersifat sementara. Nantinya, jalan alternatif ini akan ditutup kembali. (MT-02)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!