Lalamafu: Demokrasi Mahal Hasilkan Pemimpin Murah Meriah

SAUMLAKI, MalukuTerkini.Com - Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar dengan jargon JUARA, yang diwakili oleh Balon Wakil bupati Polikarpus Lalamafu Dalam dialog interaktif yang digagas oleh Jemaat GPM Ebenezer Saumlaki, Selasa (17/9/2024) malam, menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan warga jemaat.
Pendiri Universitas Lelemuku Saumlaki (Unlesa) ini mengaku demokrasi yang mahal akan menghasilkan pemimpin yang murah meriah.
"Demokrasi yang mahal maksudnya bahwa untuk membiayai Pilkada, terkadang ada kandidat yang menghabiskan dana yang sangat besar. Alhasil, saat terpilih, calon tersebut harus berupaya keras menyiasasi APBD dengan berbagai cara licik sekalipun, termasuk mengorbankan anak buahnya, asalkan ongkos politiknya di Pilkada dapat kembali. Dampaknya, pembiayaan pembangunan dilaksanakan asal-asalan, atau yang saya istilahkan pembangunan murah-meriah. Jika itu fisik, yang penting kelihatan ada pembangunan, tapi kualitasnya asal-asalan. Kalau itu hak-hak ASN seperti Tukin atau TPP, yang penting dibayar, walaupun tidak seluruhnya,” ungkapnya.
Dikatakan, saat ini ada 5 kandidat yang deklarasikan untuk maju bertarung dan semuanya merupakan putra-putri terbaik Tanimbar.
“Tergantung bagaimana pemilih dan rakyat Negeri Duan Lolat yang diberikan hak konstitusinya oleh negara gunakan hak suaranya secara cerdas,” katanya.
Ia juga membawa kembali ingatan Jemaat Ebenezer dan publik Tanimbar yang turut menyaksikan dialog interaktif ini, tentang fase-fase kepemimpinan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini sehingga masyarakat bisa melihat dan menjawab sendiri bahwa pemimpin murah-meriah itu ada difase periode kepemimpinan yang mana.
"Unlesa hingga menjadi sebuah universitas pertama di Negeri Bakar Batu ini, itu menjadi sejarah panjang, bagaimana kita berjuang sendiri untuk mencerdaskan anak-anak Tanimbar dengan membantu ekonomi orang tua para mahasiswa yang tertatih-tatih. Tapi Unlesa bisa berdiri sampai saat ini, meskipun tanpa bantuan pemerintah daerah," ungkapnya.
Poli pun menjelaskan tentang program JUARA. Dimana slogan tersebut bukan sebuah slogan semata, tetapi dikaji secara akademis dan dituang dalam program kerja Paslon yang juga berslogan "Laki-laki Bae".
Dalam membangun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Tanimbar pada bidang kesehatan, JUARA dalam programnya akan menghadirkan 1 dokter 1 desa serta 1 sarjana pada setiap keluarga miskin.
Dengan latar belakang dirinya di bidang pendidikan, dan pasangannya Dokter Boy dibidang kesehatan, maka keduanya memiliki misi besar untuk membawa Tanimbar JUARA pada semua lini. Kesehatan JUARA, pendidikan JUARA, mama-mama sebagai pengendali keluarga harus JUARA.
"Sejumlah program sudah kami siapkan. Tetapi untuk hasilkan seorang pemimpin yang tidak murah meriah, saya sarankan untuk rakyat Negeri Duan Lolat bisa menggunakan hak suaranya tersebut secara cerdas. Karena kita semua yang hadir disini, punya harapan yang sama untuk keluar dari keterpurukan Tanimbar saat ini," tandas Poli.
Dialog dipandu oleh Pendeta Mario Lawalata, berfokus pada masalah paling mendasar di Tanimbar yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
"Sebagai warga gereja, kami butuh abstraksi dari kesediaan Paslon untuk bertanggungjawab bersama gereja memastikan kesejahteraan bagi Tanimbar. Kami berharap dapatkan visi dari setiap Paslon dengan hatinuranya bertanggungjawab untuk membawah Tanimbar kearah kesejahteraan. Kami warga gereja inggin dengar langsung tentang hal-hal pelayanan dasar ini," ungkapnya. (MT-06)
Komentar