Sekilas Info

Pedayung Maluku Mengincar Olimpiade Kedua

KEMBALI BERLATIH - Setelah absen berlatih selama setahun, pedayung Memo kembali berlatih di pelatnas untuk mempersiapkan diri menuju kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Tampak Memo saat berlatih di Waduk Jatiluhur, Senin (11/11/2019).

JAKARTA - Setelah absen berlatih selama setahun karena menjalani pendidikan TNI Angkatan Laut, pedayung andalan Indonesia yang berasal dari Maluku, La Memo, kembali untuk persiapan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Dalam waktu kurang dari enam bulan, Memo harus membiasakan diri dengan kondisi perahu agar mampu mengayuh dayung sesuai kecepatan standar.

Pelatih kepala tim dayung Indonesia, Muhammad Hadris, mengatakan, absennya Memo dari pelatnas membuat kondisi fisiknya menurun drastis.

”Selama masa pendidikan, kecepatan mengayuh dayung Memo turun 30 detik. Namun, secara teknik, tidak ada yang berubah,” kata Hadris, sebagaimana dilansir kompas.id, Minggu (17/11/2019).

Memo adalah pedayung asal Pulau Seram, Maluku. Setelah 12 tahun Indonesia absen, Memo dan pedayung putri Dewi Yuliawati tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Terakhir kali Indonesia meloloskan pedayungnya ke Olimpiade adalah di Athena 2004, yakni pedayung putri Papua,  Pere Karoba

Bergabungnya Memo ke pelatnas dayung turut menggairahkan dayung di Indonesia, antara lain dengan menjadi juara umum SEA Games 2013 dan 2015 dan merebut emas perdana di Asian Games 2018.

Setelah tampil di Asian Games, Memo absen dari pelatnas untuk pendidikan militer. Jenis latihan fisik di pangkalan militer yang berbeda dengan kebutuhan dayung, membuat penampilan Memo turun drastis.

”Selama pendidikan militer, Memo berlatih lari, push up, atau halang rintang. Jenis latihan itu berbeda dengan kebutuhan atlet dayung yang perlu keseimbangan, daya tahan, dan kecepatan kaki dan tangan. Berat badan Memo juga turun dan ia kurang istirahat sehingga memengaruhi kemampuan fisiknya,” kata Hadris.

Sebelum bergabung dengan TNI AL, catatan waktu Memo pada nomor single sculls putra (MIX) adalah 6 menit 09 detik untuk jarak 2.000 meter. Namun, setelah absen berlatih selama setahun lebih, kecepatannya merosot 30 detik, yaitu menjadi 6 menit 38 detik.

Hadris menuturkan, Memo masih menjadi harapan untuk menembus Olimpiade Tokyo 2020 karena hingga kini belum ada pedayung nasional yang bisa mendekati kecepatannya. Dalam waktu kurang dari enam bulan hingga kualifikasi Olimpiade di Chungju, Korsel, pada April 2020, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan tubuh Memo harus terbentuk. (MT-06)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!