Sekilas Info

KPU RI Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara

SIMULASI - Ketua KPU Arief Budiman (kanan) menunjukan surat suara saat menggunakan hak pilihnya pada Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2019 di halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/3/2019). Simulasi tersebut diselenggarakan untuk mensosialisasikan tahapan dan prosedur pemungutan dan penghitungan suara kepada masyarakat menjelang Pemilu 2019.

JAKARTA - KPU menggelar simulasi pemungutan suara dan penghitungan suara Pemilu 2019. Simulasi tersebut untuk merepresentasikan kejadian pemungutan suara seperti di TPS.

Simulasi tersebut diibaratkan mulai pukul 07.00 hingga pukul 13.00. Simulasi digelar di kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).

"Hari ini kita melakukan simulasi mudah-mudahan simulasi ini bisa merepresentasikan kejadian pemungutan suara sesungguhnya di TPS," kata Ketua KPU Arief Budiman.

Simulasi ini menggambarkan TPS 033 dengan jumlah DPT 300 orang. Arief mengatakan simulasi ini dibuat seperti nyata, terdapat kotak suara, bilik suara, papan pengumuman DPT, petugas KPPS dan saksi.

Simulasi itu diperagakan Arief Budiman, Sekjen KPU Arief Rahman Hakim, Komisioner KPU Pramono Ubaid, Evi Novida Ginting. Pertama, para komisioner masuk dan mencoblos surat suara, kemudian memasukkan surat suara tersebut ke kotak suara untuk pilpres dan pileg. Usai mencoblos, semua komisioner mencelupkan jarinya ke tinta berwarna ungu.

Arief mengatakan simulasi seperti ini sudah dilakukan di beberapa tempat oleh warga. Dia juga menyebut kotak suara di dalamnya terdapat plastik untuk mencegah surat suara rusak.

"Ini yang seringkali ditanyakan oleh teman-teman kotak suara berbahan duplex. Jika ada lihat di dalamnya ada isinya dan isinya diplastikin dan sebetulnya kotak suaranya ketika datang itu juga dalam kondisi di plastik yang sebetulnya saya tadi minta mestinya kotak suara nya masih dalam kondisi terplastik juga," katanya.

Simulasi ini juga diwarnai drama Komisioner KPU Ilham Saputra yang tiba tiba marah-marah kepada petugas KPPS. Ilham menanyakan mengapa harus mengantri padahal dia terdaftar di DPT nomor 3. Ilham langsung dibawa oleh petugas ke belakang setelah drama ribut-ribut tersebut.

"Saya DPT nomor 3 masa harus ngantri?" tanya Ilham sambil menggebrak meja.

"Tetap harus mengantri, Pak, karena berdasarkan antrian," jawab petugas itu.(MT-06)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!