Sekilas Info

Kakanwil Kemenag Maluku Ajak Masyarakat Wujudkan Pemilu Damai

Kakanwil Kemenag Provinsi Maluku, Fesal Musaad

AMBON - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Maluku, Fesal Musaad mengajak masyarakat untuk mewujudkan Pemilu 2019 yang aman dan damai.

"Untuk itu saya sarankan kepada seluruh lapisan masyarakat di Maluku untuk memiliki kesadaran bersama memahami prinsip hidup ditengah perbedaan pendapat dan keinginan. Kita harus ingat beda itu tidak selalu identik dengan musuh," ungkap Kakanwil dalam rilisnya, Minggu (14/4/2019).

Menurut Kakanwil, perbedaan adalah bentuk anugerah dan pemberian Tuhan yang dimaknai secara positif, karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, sehingga jika terdapat perbedaan pilihan dalam demokrasi harus dimaknai secara positif.

"Tuhan ciptakan kita semua dari Adam dan Hawa berbeda. Jadi kalau ada perbedaan hadapi dengan rileks dan santai. Jangan anggap perbedaan itu lawan atau musuh. Kalau perbedaan itu dianggap lawan atau musuh, berarti kita sudah tidak waras dan kita sudah keluar dari fitrah kemanusiaan," ungkapnya.

Kakanwil menjelaskan hakikat agama adalah menjunjung tinggi harkat dan derajat manusia dan kemanusiaan.

Untuk itu menjelang Pemilu, ia memberi lima pesan penting kepada seluruh masyarakat Maluku menjaga agar perhelatan Pemilu akan berlangsung dengan tertib, aman dan damai.

Pertama, masyarakat terus menjaga pengamalan nilai agama dalam bingkai NKRI. Tokoh agama berperan aktif dan umat untuk mengembalikan fungsi agama sebagai pemersatu hubungan persaudaraan antar sesama manusia.

"Saya mengharapkan agar rumah ibadah, simbol agama dan ritual keagamaan tidak dicampuri dengan aktivitas politik yang sifatnya pragmatis. Mari bersama sama tolak politisasi rumah ibadah dan terus memperbanyak ceramah ceramah agama yang sejuk kepada masyarakat," tandasnya.

Kedua, tebarkan kedamaian dengan terus mengedepankan moderasi beragama atau pemahaman agama yang moderat tidak ekstrim kiri dan kanan. Kedamaian ditebarkan atau sebarluaskan di lingkungan masyarakat, keluarga dan lingkungan tempat kita bekerja atau dimanapun kita berada.

"Ingat damai dan kedamaian adalah pesan utama setiap agama atau inti dari ajaran agama pada hakikatnya adalah menebarkan kedamaian," katanya.

Ketiga, lawan informasi bohong sebagai wujud pengamalan nilai agama. Manusia menjadi produk informasi, kadang informasi keliru atau hoax disebarkan tanpa berpikir akibatnya dan tanpa berpikir dosa yang dilarang oleh agama. Untuk itu mari terus menata nalar agar kita senantiasa berdiri di atas kebenaran.

"Saring informasi baru diteruskan. Tidak telan hoax mentah-mentah dan disebarkan. Jangan ikut meneruskan berita-berita bohong yang merugikan kita," ujar Kakanwil.

Keempat, arahkan energi menjadi positif. Energi jangan dihabiskan untuk berpikir saling caci mencaci dan ujaran kebencian, tetapi energi harus kita arahkan untuk aktivitas yang positif dan kreatif dan bermanfaat.

Kelima, terus membumikan kearifan lokal orang Maluku yang sangat relegius dan moderat melalui nilai pela gandong dengan simbolisasi kehidupan Potong Dikuku Rasa Di Daging, Ale Rasa Beta Rasa, Sagu Salempeng Dibagi Dua, Ain ni Ain, Hiti Hiti Hala Hala, Manut Anmehe Tilur, Kalwedo dan masih banyak kearifan lokal warisan nenek moyang yang berperan sebagai pagar keberagaman.

Ia menanbahkan dengan memahami dan mengedepankan lima hal tersebut, maka penyelenggaraan pemilu yang akan diikuti oleh masyarakat bakal berlangsung sukses, aman dan damai untuk Indonesia yang lebih sejahtera, adil dan makmur.

"Mari wujudkan Pemilu damai di bumi Maluku tercinta," ungkapnya. (MT-03)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!