Ratusan Ton Pala Asal Maluku Diekspor ke 3 Negara

AMBON - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan launching ekspor pala organik, sebanyak 83 ton untuk biji pala dan 60 ton untuk bunga pala (fulli) dengan negara tujuan Belanda, Uni Emirat Arab dan India.

Tak main-main nilai total ekspor komoditas pala organik tersebut sebesar Rp 24,075 milyar, dengan rincian biji pala sebesar Rp 11,475 milyar dan fulli sebesar Rp 12,6 milyar.

Pala yang diekspor melalui  PT Kamboti Pusaka Maluku itu merupakan hasil budidaya enam kelompok tani.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono mengaku ekspor kali ini merupakam momentum yang sangat penting untuk memulai produk organik. Apalagi didukung permintaan yang sangat besar dari negara tetangga.

"Tadi disampaikan Kepala Badan Karantina masih banyak negara yang terbuka. Produk-produk organik kita tidak hanya rempah, tetapi juga pala yang memiliki potensi yang sangat luar biasa di Maluku," ujar Kasdi saat launching ekspor pala organik di Mako Lantamal Ambon, Maluku, Selasa (30/4/2019).

Dikatakan, Kementan akan terus mendukung dari aspek hulunya dengan menyediakan bantuan-bantuan benih yang bermutu, berkualitas dan memikili produktivitas dua hingga tiga kali lipat dari saat ini.

"Produktivitas saat ini hanya 0,4 ton per hektare. Kita akan membuat bibit unggul dengan produktivitas 1,2 ton per hektare. Nah kalau itu sudah kita penuhi maka sangat luar biasa,” katanya.

Penyediaan benih unggul dan bermutu tersebut, menurutnya. dilakukan melalui program Bun500 atau benih unggul komoditas perkebunan sebesar 500 juta batang selama enam tahun ke depan.

Selain itu, ungkap Kasdi, Direktorat Jenderal Perkebunan tengah melakukan kegiatan peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, penyediaan unit pengolahan hasil dan alat pasca panen pala dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.

“Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman serta mutu kualitas produk yang dihasilkan,” ujarnya.

Kementan juga akan mendukung petani dari aspek hilirnya, baik itu penanganan pasca panen, pengolaan, packaging branding hingga pada pasar. "Nah di ujungnya bapak karantina yang diberi tugas Kementan untuk membuka pasar selebar-lebarnya ekspor," kata Kasdi.

Data statisktik perkebunan tahun 2017 mencatat luas lahan perkebunan pala di Indonesia seluas 196. 983 hektare, dengan produksi sebesar 32.805 ton dan produktivitas sebesar 441 kg/ha/tahun.

Perkebunan pala di Indonesia tersebar dari Kepulauan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Tujuan ekspor pala Indonesia adalah Uni Eropa, dengan konsumen terbesarnya yaitu negara Belanda. Data statistik perkebunan mencatat ekspor pala pada tahun 2017 sebesar 19.939 ton dengan nilai USD 109.217.

Di acara yang sama, Kasdi juga menyerahkan bantuan Rp 11.448.634.000 dengan rincian, benih pala sebanyak 234 ribu benih cengkeh sebanyak 30 ribu dan benih kelapa sebanyak 48 ribu.

Selanjutnya, bantuan pupuk NPK 10 ton, pupuk organik 150 ton, peralatan pengendalian OPT cengkeh 1 set dan unit pengolahan hasil (UPH) kelapa dan peralatan pasca panen pala. (MT-03)