‘Update’ Dampak Gempa Halmahera, BNPB: 4 Warga Meninggal, 971 Rumah Rusak Berat
AMBON – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (16/7/2019) mencatat lebih dari 900 rumah mengalami rusak berat akibat gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang terjadi di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Minggu (14/7/2019).
“Sesuai laporan pendataan dari BPBD setempat tercatat 971 rumah rusak berat. Kerusakan terbanyak di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Barat dengan jumlah 380 unit. Kerusakan dengan kategori rusak berat pada rumah juga teridentifikasi di Desa Rangga Rangga 300 unit, Lemo Lemo 131, Tomara 90, Kua 30, Luaro 22, Caitu 10, Sawat 6 dan Tanjung Jere 2. Kerusakan berat pada infrastruktur bangunan mencakup gedung sekolah 6 unit, masjid 2, gereja 1, polindes 1, gedung PAUD 1, dan rumah guru 1,” jelas Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya Selasa (16/7/2019)
Agus Wibowo mengungkapkan, korban meninggal juga bertambah dari sebelumnya 2 menjadi 4 orang; masing-masing 1 orang dari Desa Rangga Rangga, 1 dari Desa Gane Dalam dan 2 orang dari Desa Gane Luar. Selain itu, 2 orang mengalami luka berat dan 49 luka ringan. “Para korban meninggal diakibatkan terkena reruntuhan bangunan,” ungkapnya.
Pasca gempa, jelasnya, pengungsian terjadi di beberapa titik di Kota Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, seperti kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata, Polres, Masjid Raya, aula kantor Bupati, halaman Lembaga Pemasyarakatan, SMK Amasing, dan Gunung Bobebo, yang berjumlah 1.104 orang.
“Ini belum termasuk dari Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur. Estimasi total warga yang mengungsi berjumlah 2.000 orang,” jelas Agus Wibowo yang juga menjabat Kepala Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB.
Dikatakan, hingga Selasa (16/7/2019) upaya penanganan darurat terus dilakukan. “Tim terpadu Kabupaten Halmahera Selatan yang melibatkan TNI, Polri, BPBD, SAR, Dinkes, Dinsos, PUPR, Satpol PP, BMKG dan PMI berada di wilayah Gane dan Bacan bagian Timur atau di daerah-daerah yang terkena dampak gempa. Tim melakukan pendataan kerusakan bangunan dan korban serta pendistribusian bantuan logistik berupa terpal, tikar, makanan, minuman dan obat-obatan. Kebutuhan mendesak berupa beras, air mineral, makanan siap saji, tikar, matras, selimut, terpal, dan popok bayi,” katanya.
Sejauh ini, menurut Agus Wibowo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Selatan telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan penanganan darurat.
“Dapur umum yang dioperasikan pemerintah daerah (pemda) yang dibantu TNI dan Polri untuk melayani 9 pos pengungsian di Kota Labuha. Pemerintah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019,” ungkapnya.
Di samping itu, jelasnya, Pemkab Halmahera Selatan telah menurunkan tim yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, RAPI, PMI, ACT dan wartawan untuk mendistribusikan logistik ke lokasi pengungsian di Kecamatan Bacan Timur, Bacan Timur Tengah, Gane Dalam, Gane Timur dan Gane Barat.
“BPBD Provinsi Maluku Utara dan TRC BNPB telah berada di lokasi terdampak di Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur untuk melakukan kaji cepat guna mendata tingkat kerusakan, jumlah pengungsi dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengungsi untuk ditindaklanjuti. Situasi sekitar dua kecamatan tadi relatif kondusif. Jaringan listrik dan komunikasi normal,” jelas Agus Wibowo.
Sebagaimana diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Minggu (14/7/2019) pukul 18.10.51 WIT.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=7,2. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Prvinsi Maluku Utara pada kedalaman 10 km,” ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/9/2019).
Menurutnya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Sorong - Bacan.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar,” ungkapnya. (MT-03)
Komentar