Dekranasda Maluku Berdayakan Pengrajin Tenun Ikat

AMBON - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku turut membantu memberdayakan pengarjin tenun ikat.
Buktinya, sebanyak 30 pengrajin tenun ikat khas Maluku dikumpulkan oleh Ketua Umum Dekranasda Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, di kediaman pribadinya di kawasan Wailela, Kelurahan Tihu, Kecamatan Teluk Ambon, Selasa (18/2/2020).
Didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, Widya memberikan bantuan bahan baku benang berbagai warna kepada para penenun yang datang dari sejumlah lokasi di Pulau Ambon.
"Ini bagian dari komitmen saya untuk membedayakan para pengrajin tenun ikat di Maluku," kata Widya.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku juga menegaskan, para penenun tidak perlu lagi khawatir hasil tenunnya tidak laku, atau lama terjual. Sebab pihak Dekranasda akan menerima atau membeli semua hasil tenun.
"Jadi ibu-ibu tidak perlu lagi khawatir, habis tenun siapa yang mau beli. Saya siap membeli semua hasil tenun ibu-ibu. Bahkan kalau ada yang bisa selesai buat kain tenun dibawa satu minggu, saya akan kasih bonus," tandasnya.
Ditempat yang sama Kadis Indag Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, menambahkan, program pemberdayaan pengrajin tenun ikat ini merupakan komitmen Ketua Dekranasda untuk mengangkat dan melestarikan tenun ikat khas Maluku.
Saat ini, sebanyak tujuh hotel di Kota Ambon sejak tahun 2019 telah menyediakan etalase khusus untuk menampilkan produk-produk kerajinan lokal, termasuk didalamnya kain tenun hasil kerajinan tangan pengrajin Maluku.
"Kedepan produksi tenun kalau bisa dengan pola dua benang sehingga kainnya lebih soft dan mudah untuk dikreasikan. Kalau pola empat benang, terlalu tebal dan tidak nyaman untuk dijadikan pakaian dan sebagainya. Sementara untuk motif, kami bebaskan buat penenun sesuai kreasi dan daya cipta. Tapi kalau bisa, motifnya harus lebih diperkaya lagi," tandasnya. (MT-04)
Komentar