Sekilas Info

Maret 2020: BI: Maluku Alami Deflasi

Ilustrasi

AMBON - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada Maret mengalami deflasi sebesar -0,70% secara bulanan (month to month/mtm), berlawanan arah dari Februari  yang mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm).

Sementara secara tahun berjalan (year to date/ytd) dan secara tahunan (year on year/yoy) mengalami inflasi 0,12% (ytd) dan 1,46% (yoy) dan masih lebih rendah dari target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3%±1% (yoy).

"Deflasi Maluku pada Maret 2020 utamanya disebabkan oleh kelompok transportasi yang mencatatkan deflasi sebesar -1,86% (mtm). Kondisi tersebut dipicu oleh turunnya harga tiket angkutan udara seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat pasca meluasnya Covid-19 dan imbauan Pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah," kata Kepala Kantor perwakilan BI Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang, dalam keterangan tertulis yang diterima malukuterkini.com, Jumat (3/4/2020).

Dijelaskan, berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, penurunan harga tiket angkutan udara terjadi untuk rute Ambon-Langgur, dengan penurunan hingga -4,5% (mtm).

“Maskapai full service juga memberikan perpanjangan periode promosi harga untuk penerbangan dari dan ke Ambon dengan wilayah luar Maluku. Selain itu, adanya keleluasaan bagi pelanggan untuk melakukan penyesuaian jadwal penerbangan sehubungan dengan imbauan pemerintah terkait kondisi tanggap darurat Covid-19,” jelasnya.

Dikatakan, deflasi Maluku juga disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar -1,69% (yoy).

"Deflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh komoditas bumbu-bumbuan, seperti cabai rawit, cabai merah dan bawang merah. Sinergi TPID Maluku, Satgas Pangan bersama para distributor menjadi salah satu faktor yang mendukung terkendalinya harga bumbu-bumbuan tetap rendah dan stabil," katanya.

Selain itu, menurutnya, komoditas ikan segar juga turut memberikan andil terhadap deflasi Maluku, yaitu ikan layang, ikan tongkol dan ikan cakalang diawetkan.

“TPID Maluku melalui Dinas Kelautan dan Perikanan selalu melakukan monitoring dan memastikan pasokan ikan segar tersedia di pasar dan cold storage,” ungkapnya.

Di sisi lain, kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi 0,85% (mtm) pada Maret. Inflasi pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga komoditas alas kaki, yaitu sepatu wanita dan sandal pria. Selain itu, harga pakaian pria dan wanita yang meningkat juga memberikan andil inflasi terhadap kelompok ini.

Selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm). Pada kelompok ini, inflasi utamanya disebabkan oleh harga emas perhiasan yang naik hingga 5,12% (mtm), sejalan dengan naiknya harga emas dunia akibat meningkatnya ketidakpastian global oleh Covid-19.  (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!