Sekilas Info

Selamat Jalan Abdul Gafur, Mantan Menpora Pencetus Haornas

Foto Ilustrasi Mantan Menpora Di Era Orde Baru, Abdul Gafur

AMBON - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di era Orde Baru Abdul Gafur wafat pada hari ini Jumat (4/9/2020) di RSPAD Gatot Soebroto. Sebelum menjabat Menpora, ia dikenal sebagai aktivis era Orde Lama.

Abdul Gafur lahir di Patani - Halmahera, Maluku Utara, 20 Juni 1939. Dia dikenal sebagai salah satu aktivis mahasiswa angkatan '66.

Bersama Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, Marie Muhammad, David Napitupulu, Akbar Tandjung, Fahmi Idris, dan lain-lain, dia adalah tokoh mahasiswa yang berada di garda depan dalam menggulingkan rezim Orde Lama. Pada 10 Januari 1966, mereka bersama ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air menyerukan 'Tritura' atau Tiga Tuntutan Rakyat. Ketiga tuntutan dimaksud adalah 'Bubarkan PKI, Turunkan harga, dan Bubarkan Kabinet Dwikora (100 menteri)'.

Kisahnya itu tercatat dalam buku otobiografi bertajuk 'Abdul Gafur, Zamrud Halmahera' di Balai Kartini. Buku setebal lebih dari 700 halaman itu diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.

Di salah satu bab bukunya, Abdul Gafur antara lain memaparkan perjalanan hidupnya yang melewati enam zaman, yakni era penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang, Demokrasi Liberal (remaja di Ternate), Demokrasi Terpimpin (Orde Lama), Demokrasi Pancasila (Orde Baru), dan Reformasi.

Di masa Orde Baru, di usia 38 tahun, dia dilantik Presiden Soeharto menjadi Menteri Muda Urusan Pemuda, 1978-1983. Lima tahun berselang, dia tetap duduk di kabinet dengan jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga atau disingkat Menpora.

Ada hal menarik di balik penunjukan sebagai menteri di periode pertama. Karena pangkatnya kala itu masih Mayor (dokter Gafur menjadi Perwira Kesehatan di Angkatan Udara), Menhankam/Pangab Jenderal M Panggabean rupanya keberatan Gafur ditunjuk menjadi menteri karena akan merepotkan para pejabat di daerah.

Presiden Soeharto memahami keberatan tersebut. Namun kemudian dijelaskan bahwa yang diberi hormat seharusnya bukan Gafur sebagai Mayor, tapi sebagai menteri yang merupakan pembantu langsung Presiden.

Pada era Menpora Abdul Gafur olahraga Indonesia menggeliat baik dari sisi prestasi maupun pembangunan fasilitas olahraga. Prestasi olahraga Indonesia pada kurun waktu 1970-an hingga 1980-an cukup menggembirakan. Menjadi raja di SEA Games dan disegani di kawasan Asia.

Abdul Gafur lah yang merintis Hari Olahraga Nasional  (Haronas) pertama pada tanggal 9 September 1981. Presiden Soeharto melalui Kepres nomor 67 tahun 1985 tentang Haornas menetapkan bahwa tanggal 9 September diperingati secara nasional oleh masyarakat olahraga. Dalam pencanangan Haornas pertama di Solo, Jateng oleh Presiden Suharto itu kemudian dideklarasikan semboyan ”Memasyarakatkan Olahraga & Mengolahragakan Masyarakat”.

Gerakan ini menjadi mesin penggerak di mana masyarakat bukan hanya di perkotaan juga hingga pelosiok desa gemar berolahraga. Bahkan di tingkat sekolah pun diwajibkan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).

Prinsipnya Abdul Gafur menginginan masyarakat Indonesia menjadi sehat bugar baik fisik maupun jasmani. Abdul Gafur juga ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Setelah tak menjabat sebagai menteri, Abdul Gafur menyusun buku berisi kisah tentang Presiden Soeharto. Ia menulis buku berjudul Pak Harto, Pandangan dan Harapannya. Buku setebal 537 halaman itu tebrit padaakhir Januari 1988. Empat tahun kemudian, Desember 1992, Abdul Gafur kembali meluncurkan buku karangannya. Sebuah buku biografi Tien Soeharto, berjudul Biografi Siti Hartinah Soeharto, Ibu Utama Indonesia. Kali terbit dengan tebal 572 halaman.

Abdul Gafur juga menjabat sebagai pemimpin umum Harian Pelita. Sambil menulis buku-buku tebal di atas, Abdul Gafur memimin harian Pelita dan harus menangani kondisi tidak seimbang harian tersbeut. Abdul Gafur bersama tim manajemannya melakukan perampingan jumlah Sumber Daya Manusia untuk mempertahankan terbitan Harian Pelita.

Selain mengurusi Pelita, Abdul Gafur juga menerbitkan Majalah Sinar. Majalah ini dikelolanya bersama bersama pengusaha Sudwikatmono, sejak 1993. Selain itu, Abdul Gafur juga mengembangkan bisnis ke arah lain, yakni dengan melirik bidang transportasi, ia mendirikan perusahaan transportasi Dian Taksi.

Kini, pada usia 81 tahun, Abdul Gafur mengembuskan napas terakhir. Hal ini dikonfirmasi oleh politikus senior Golkar Agung Laksono.

"Betul saya dapat berita dari temen-temen saya dan ajudannya, tadi pagi jam 6.30, pagi ini," ujar Agung Laksono, sebagaimana dilansir detikcom, Jumat (4/9/2020).

Selamat jalan, Sang Menpora, selamat jalan, Abdul Gafur....

(MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!