Sekilas Info

BPS: Luas Panen Padi Tahun 2020 Di Maluku Diperkirakan 29,64 Ribu Hektar

Ilustrasi

AMBON – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku memperkirakan luas panen padi di Provinsi Maluku tahun 2020 diperkirakan sebesar 29,64 ribu hektar.

Hal itu diungkapkan Kepala BPS Provinsi Maluku, Asep Riyadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima malukuterkini.com, Senin (2/11/2020)..

Dikatakan, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 sebesar 21,89 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekitar 1,52 ribu hektar (6,49 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 23,41 ribu hektar. Sementara itu, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 7,76 ribu hektar.

“Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 29,64 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 3,67 ribu hektar (14,12 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 25,98 ribu hektar,” katanya.

Luas panen tertinggi pada 2020, menurutnya, terjadi pada  Agustus, yaitu sebesar 4,18 ribu hektar. “Sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 1,00 ribu hektar,” ungkapnya.

Ia merincikan produksi padi di Provinsi Maluku sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 84,84 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), atau mengalami penurunan sekitar 2,67 ribu ton (3,05 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 87,51 ribu ton GKG.

“Potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 34,99 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 119,83 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 21,57 ribu ton (21,96 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 98,25 ribu ton GKG,” rincinya.

Produksi padi tertinggi pada 2020, kata Asep Riyadi, diperkirakan terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 19,13 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 3,74 ribu ton.

“Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Agustus,” katanya.

Tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020, ungkap Asep Riyadi adalah Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.

“Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, dan Kabupaten Maluku Barat Daya,” ungkapnya.

Dijelaskan, kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2020 terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Seram Bagian Timur. Sementara itu, penurunan produksi padi pada 2020 terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Maluku Barat Daya.

“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 47,27 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 1,49 ribu ton (3,05 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 48,76 ribu ton. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 19,49 ribu ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 66,76 ribu ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 12,02 ribu ton (21,96 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 54,74 ribu ton,” jelasnya.

Asep Riyadi menambahkan, produksi beras tertinggi pada 2020 diperkirakan terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 10,66 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 2,08 ribu ton.

“Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi beras tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Agustus,” ujarnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!