Dekranasda Dorong Pelestarian Pakaian Adat Khas Maluku

AMBON - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku Widya Murad Ismail membuka kegiatan Pelestarian Pakaian Adat Khas Maluku yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, di SMKN 7 Ambon, Selasa (24/11/2020).
Ketua Dekranasda Maluku, Widya Murad Ismail mengpresiasi dengan dilaksanakannya pelatihan ini, karena dengan demikian, diharapkan akan muncul generasi muda yang kedepannya bisa menjadi pelaku-pelaku usaha yang mampu membuka lapangan kerja baru.
Menurutnya, Maluku adalah provinsi kepulauan yang juga disebut daerah seribu pulau, memiliki potensi alam yang indah, dilengkapi dengan berbagai keragaman budayanya yang tak kalah menarik dan memiliki karateristik tersendiri, sehingga dikenal sebagai negeri Raja-Raja.
Orang Maluku juga, sebut Widya, memiliki berbagai kearifan lokal dalam berbagai bentuk seperti anyaman, ukiran patung, tenunan dan lain-lain.
Namun potensi ini, seakan sirna ditelan waktu, karena hanya dimiliki oleh kaum tua. Sedangkan generasi muda seakan berpaling dan menganggap tradisi sebagai hal yang kuno.
"Mereka larut dalam arus modernisasi yang dianggap lebih modern dan mengabaikan nilai-nilai budaya yang seharusnya dijaga dan dilestarikan," jelas Widya.
Untuk itu, sebut Widya, upaya pelestarian nilai budaya tidak hanya terfokus pada budaya dalam bentuk benda seperti peninggalan- peninggalan sejarah, tetapi juga dalam bentuk Warisan Budaya Tak Benda seperti Tarian, Cerita Rakyat, Adat Istiadat, kerajinan, keterampilan dan lain-lain.
"Dan salah satu diantaranya adalah Tenun Khas Maluku yang kegiatannya kita laksanakan pada hari ini," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, tenun adalah upaya kerajinan dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan hanya terdapat di beberapa daerah di Maluku seperti di kabupaten Maluku Barat Daya, Pulau Tanimbar, Kepulauan Kei dan beberapa daerah lainnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Insun Sangadji, menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mekanisme pemberian materi dan praktik pembuatan kain tenun khas Maluku secara tradisional.
"Peserta merupakan utusan dari masing-masing SMK di Kota Ambon berjumlah 50 orang dan akan memperoleh materi dan praktik selama tiga hari," jelasnya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, kata Insun, agar para siswa dapat memahami dan memaknai nilai pelestarian budaya.
"Selain itu, siswa tentunya diharapkan dapat membuat tenun khas daerah Maluku secara tradisional, dan melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan kebanggaan mereka menjadi anak Maluku yang menghargai budaya sebagai jati dirinya," ujarnya. (MT-04)
Komentar