Sekilas Info

Tim SAR Gabungan Dari Tual & Saumlaki Berhasil Evakuasi Nelayan Yang Hanyut Ke Perairan Australia

EVAKUASI - Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi Antonius Raja Tobi, nelayan dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Selasa (29/12/2020)

AMBON – Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi Antonius Raja Tobi, nelayan dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilaporkan hilang di laut sejak 3 minggu lalu dan hanyut ke perairan Australia.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ambon, Djunaidi kepada malukuterkini.com, Rabu (30/12/2020) menjelaskan upaya pertolongan dan evakuasi terhadap Antonius Raja Tobi ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi adanya warga Indonesia yang ditemukan aparat keamanan laut Australia pada 23 Desember 2020.

Hal ini ditindaklajuti dengan pengerahan Kapal KN SAR 242 Bharata dari Tual ke Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

"Kami mendapat informasi itu pada tanggal 23 Desember 2020 pada pukul 22.06 WIT dari Kepala Kantor SAR Kupang yang menyebutkan ada satu nelayan hilang dengan kapalnya yang sudah dicari. Ia sudah terapung-apung selama 3 minggu," jelas Djunaidi.

Pelaksanaan operasi SAR, ungkapnya dimulai pada 24 – 29 Desember 2020 dan korban pun ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat, Selasa (29/12/2020).

"Operasi SAR Selasa (29/12/2020) adalah hari yang ketiga pelaksanaan. Pada pukul 05.15 WIT kapal tersebut kita temukan dengan menggunakan armada laut dari SAR dan Bakamla," ungkapnya.

EVAKUASI - Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi Antonius Raja Tobi, nelayan dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Selasa (29/12/2020)

Djunaidi mengatakan upaya penyelamatan tersebut berhasil dilakukan dengan kerjasama semua pihak termasuk pemerintah Australia yang memberikan izin kepada SAR guna memasuki wilayah negara tersebut dengan alasan darurat yang dimaklumkan.

Usai menjalani pemeriksaan kesehatan dari para petugas, Antonius Raja Tobi menyatakan dirinya berusaha bertahan hidup ditengah laut dengan memakan rumput dan gulma laut yang terapung dan meminum air hujan.

Pria asal Desa Pante Oa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flotim itu mengaku dirinya bertahan hidup meski tidak dapat mengoperasikan kapal KMP Trasida Mulia.

Kapal berbobot GT19 yang dimiliki oleh Antonius Herman, warga Tanjung Prio, Jakarta tersebut hanya membawa dirinya.

Sementara 3 rekannya yang lain diantaranya Jo Temu, Stefanus Huwu dan Kenatius Tobi telah menyelamatkan diri saat kapal tersebut terbawa arus laut dari Laut Sawu ke Arafura.

Ketiganya kata Raja Tobi, telah diselamatkan oleh nelayan yang ada, sementara dirinya berusaha untuk bertahan hidup diatas kapal tersebut.

Kini pria berumur 45 tahun itu juga mengaku jika ia tidak dapat mengoperasikan kapal tersebut meski sudah diberikan bantuan berupa telepon satelit, kompas dan solar, radio beacon serta bahan makanan serta peralatan pendukung dari Badan SAR Australia atau Australian Maritime Safety Authority yang bergerak dari Darwin, Northern Territory. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!