Sekilas Info

Inflasi Provinsi Maluku Tahun 2020 Rendah, Ini Penjelasan BI

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang

AMBON – Inflasi Provinsi Maluku sepanjang tahun 2020 berada pada level rendah dan stabil.

Buktinya, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada tahun 2020 tercatat 0,21% (year on year/yoy), berada dibawah inflasi nasional yang tercatat 1,68% (yoy) serta dibawah target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3%±1% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang dalam rilis yang diterima redaksi malukuterkini.com, Kamis (7/1/2020) mengungkapkan inflasi yang rendah tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang belum kuat sebagai dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Maluku, pasokan yang memadai, dan sinergi kebijakan antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku dan TPID dalam menjaga kestabilan harga.

Menurutnya, IHK Desember 2020 yang tercatat deflasi mendorong capaian inflasi Provinsi Maluku tahun 2020 yang rendah. Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada Desember 2020 tercatat deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month to month/mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan November 2020 yang mencatat deflasi sebesar 0,09% (mtm).

"Rendahnya tekanan inflasi Maluku pada Desember 2020 utamanya disebabkan oleh deflasi kelompok transportasi sebagai akibat dari terbatasnya permintaan masyarakat terhadap jasa angkutan udara seiring dengan pengetatan pembatasan sosial di Pulau Jawa yang menjadi daerah tujuan mayoritas penduduk Maluku. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, harga tiket angkutan udara mengalami penurunan Rp 100 ribu – Rp 400 ribu pada Desember 2020 jika dibandingkan dengan November 2020. Penurunan harga tiket angkutan udara utamanya terjadi pada rute penerbangan Ambon-Jakarta," ungkapnya.

Dikatakan, deflasi Maluku pada Desember 2020 juga disebabkan oleh deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau yang utamanya disebabkan oleh utamanya disebabkan oleh turunnya harga komoditas ikan segar, yaitu ikan layang, ikan cakalang dan ikan selar. Selain itu, harga komoditas buah juga tercatat menurun, yaitu pepaya dan apel.

"Deflasi Maluku lebih dalam tertahan oleh kenaikan tekanan inflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki yang yang utamanya disebabkan oleh inflasi komoditas kemeja pendek pria dan pakaian anak. Naiknya harga pakaian sejalan dengan naiknya permintaan terhadap pakaian baru menjelang Natal dan Tahun Baru di Kota Ambon,"katanya.

Pada Desember 2020, jelas Manullang, TPID Provinsi Maluku fokus pada aktivitas pengawasan pasokan bahan pokok dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru.  (MT-05) 

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!