Sekilas Info

TGPP Dorong Kerjasama Pemprov Maluku – Garuda Tingkatkan Ekspor Tuna

AMBON - Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGPP) Provinsi Maluku selalu berupaya menggalakkan pembangunan di setiap sektor.

Upaya tersebut terlihat, saat tim yang dipimpin Hadi Basalamah itu, memimpin rapat evalusi ekspor tuna Maluku untuk mendorong percepatan Perjanjian Kerjasama ekspor Tuna langsung dari Ambon ke Jepang dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Pertemuan berlangsung di Kantor Gubernur Maluku, Jumat (7/5/2021).

Pertemuan dihadiri, Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Margaretha Samson; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Elvis Pattiselano; Kadis Kelautan dan Perikanan Abdul Haris; Kadis Koperasi dan UMKM Nasir Kilkoda, GM PT Garuda Indonesia Cabang Ambon dan para eksportir.

Percepatan kerjasama itu, bertujuan untuk memacu ekspor Tuna asal laut Maluku ke negara tujuan, mengingat tuna merupakan salah satu jenis ikan yang paling digemari di mancanegara seperti, Jepang, yang hingga saat ini masih merupakan konsumen utama ikan Tuna asal Indonesia.

Pada kesempatan itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Maluku Elvis Pattiselano menjelaskan, tipe ekspor yang saat ini dipakai saat ini adalah direct exporting (ekspor langsung). Tujuannya untuk memperluas bisnis secara internasional. Tahapannya, dari penjualan ke pelanggan, baik ke distributor maupun ke pemakai akhir yang berada di luar negara.

"Sekarang yang kita jalani di Maluku adalah direct exporting. Artinya semua dokumen ekspor itu di Maluku. Tidak ada yang tercatat dari luar Maluku. Jadi mau rute Ambon - Makassar - Jakarta – Narita Jepang, tetap tercatat di Maluku. Begitu pula rute Ambon - Manado - Narita, itu tetap juga tercatat sebagai devisa ekspor bagi Maluku," jelasnya.

Elvis membenarkan, dengan adanya kargo khusus dari Garuda maka , ekspor Maluku pada triwulan/kuartal pertama tahun ini cukup signigikan. Tercatat, Januari hingga April 2021, nilai ekspor tuna Maluku mencapai USD 8,9 juta.

"Kuartal pertama Januari-Maret itu mencapai USD 4 sekian juta. Di bulan April saja sekitar USD 3 sekian juta. Kenaikannya cukupsignifikan. Ini karena pada bulan April, PT. Peduli Laut Maluku melakukan kontrak dengan Garuda selama sebulan, dan setiap hari Rabu dikirim sekitar 13 - 16 ton," jelasnya.

Kendati begitu, stok ikan Tuna tidak serta merta selalu tersedia. Pergantian musim atau bulan, diyakini memberikan perbedaan signifikan terhadap jumlah tangkapan. Hal ini, tentunya berdampak atas ketersediaan jumlah stok.

"Masuk Juni mulai turun hingga beberapa bulan kedepan. Nanti pada bulan September akhir setelah itu baru ada lagi tuna," ungkap Elvis.

Sementara itu, Ketua TGPP Maluku, Hadi Basalamah menyampaikan lima poin kesimpulan pada rapat evaluasi.

Kesimpulan tersebut, tentunya untuk mendukung percepatan ekspor Provinsi Maluku di sektor perikanan, yang trade mark-nya sudah diberikan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).

Menurutnya, diperlukan akselerasi antara pemerintah dengan stakeholder terkait yakni, pertama, ekspor yang bersifat langsung ke negara tujuan ekspor. Pemerintah pun akan menyediakan infrastruktur yang berkaitan dengan penerbangan kargo.

Kedua, komitmen suplai dari pelaku ekspor. Salah satu contoh, PT. Peduli Laut Maluku yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnis di Maluku. Perusahaan-perusahaan perikanan seperti inilah yang akan mensuport untuk memenuhi kapasitas. Dalam artian, ketersediaan stok Tuna tidak boleh dibawah 12 ton.

Ketiga, dari sisi produksi mengenai kualitas dari ikan tangkapan. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!