Sekilas Info

Nasib LPG: Dulu Gantikan Minyak Tanah, Kini Mau Digeser DME

AMBON, MalukuTerkini.com - Pemerintah akan mengembangkan Dimethyl Ether (DME) untuk menjadi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) yang selama ini digunakan oleh rumah tangga untuk memasak.

Penggunaan DME ini disebut-sebut bisa menekan impor LPG yang saat ini jumlahnya besar.

Sebelum menggunakan LPG seperti sekarang. Dulunya ibu-ibu rumah tangga menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah.

Pada 2007 lalu, pemerintah melakukan konversi elpiji dan tak lagi menjual minyak tanah bersubsidi di beberapa daerah.

Dikutip dari pemberitaan detikcom, disebutkan jika saat itu pemerintah memang jor-joran memberikan subsidi minyak tanah.

Selain itu banyak rumah tangga yang masih takut menggunakan elpiji karena disebut mudah meledak. Karena itu pemerintah melakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji melon demi menghemat subsidi negara.

Tapi dalam praktiknya, konversi tersebut tidak berjalan mulus. Pada 2008 saja banyak yang kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg dan harga gas elpiji 12 kg terus melonjak.

Namun kini hampir seluruh rumah tangga menggunakan gas elpiji melon dan gas ukuran lain untuk pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari.

Belum lama ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika pemerintah sedang menggodok aturan untuk penggantian penggunaan LPG dengan gasifikasi batu bara atau DME (Dimethyl Ether) untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak.

Bahlil menyebutkan rencana ini akan berjalan pada 2022 yaitu menggandeng Pertamina dengan PT Bukit Asam dan air product dengan pengusaha nasional membangun DME.

Sementara itu PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang akan menggarap DME menjelaskan terkait dengan harga nantinya sesuai dengan kebijakan pemerintah.

"Saat ini penentuan harga DME masih dalam tahap kajian yang tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah terkait distribusi DME," kata Corsec Subholding Commercial and Trading Pertamina, Irto Ginting.

Total investasi untuk DME ini disebut US$ 13 miliar-15 miliar atau sekitar Rp 185 triliun-Rp 214 triliun untuk hilirisasi terhadap batubara low kalori. Peralihan LPG ke DME disebut dilakukan untuk mengurangi impor.

"Ini yang akan kita lakukan karena kita tahu impor kita sampai dengan sekarang itu 5,5-6 juta, ini cadangan devisa kita keluar kalau kita begini terus. Itu tidak kurang dari Rp 55-Rp 70 triliun. Maka kita akan perlahan-perlahan mengurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME," jelasnya. (MT-03)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!