Sekilas Info

BI: Kelompok Transportasi Picu Inflasi Maluku di Juli 2022

Ilustrasi

AMBON, MalukuTerkini.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada Juli 2022 mencatatkan inflasi sebesar 5,80% (yoy), paling tinggi semenjak 2017.

Capaian inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar 4,19% (yoy) dan capaian inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,85% (yoy).

"Secara bulanan, inflasi bulanan Maluku pada Juli 2022 tercatat sebesar 1,68% (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,11% (mtm) dan capaian inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,64% (mtm)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bakti Artanta dalam keterangannya, Senin (8/8/2022).

Dijelaskan, secara tahunan, inflasi Tahunan Provinsi Maluku mencatatkan tren kenaikan disebabkan oleh kelompok transportasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Inflasi kelompok transportasi Provinsi Maluku tercatat sebesar 15,29% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar 12,14% (yoy). Sementara itu, inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 5,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian sebelumnya sebesar 2,30% (yoy). Inflasi tahunan Maluku utamanya disebabkan oleh komoditas angkutan udara, angkutan dalam kota, minyak goreng, bawang merah, dan nasi dengan lauk," jelasnya.

Secara bulanan, katanya, inflasi Maluku diakibatkan oleh tekanan harga pada kelompok transportasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Inflasi pada kelompok transportasi di bulan Juli 2022 yang meningkat sebesar 3,41% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,88% (mtm).

Sementara itu inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 3,50% (mtm), lebih tinggi dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar -0,38% (mtm).

Inflasi bulanan Maluku utamanya disebabkan oleh komoditas angkutan udara, cabai rawit, bawang merah, kangkung, dan rokok putih.

"Kenaikan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Juli 2022 ini tidak lepas dari tingginya curah hujan di sekitar Maluku dalam satu bulan terakhir. Dimana, peningkatan curah hujan ini terkonfirmasi dari tingkat La Nina NINO 4 yang terpantau semakin dalam menjadi -0,08 (NOAA). Fenomena ini berdampak pada terganggunya produksi pertanian hortikultura di wilayah Maluku. Tingginya curah hujan juga menghambat aktivitas penangkapan ikan, khususnya bagi nelayan tangkap dengan ukuran kapal skala kecil (30 GT ke bawah),” ungkapnya.

Selain itu, tingginya curah hujan yang terjadi di daerah sentra produksi di luar Maluku juga berdampak pada terganggunya pasokan komoditas bahan makanan (utamanya hortikultura) dari luar Maluku.

“Masih berlakunya dampak kenaikan tarif cukai tembakau sebesar 12% di awal tahun juga memberikan tekanan terhadap harga rokok pada Juli 2022," ujarnya.

Ia mengatakan, ke depan, tekanan inflasi komoditas bahan makanan masih berpotensi berada pada level yang tinggi. Untuk itu, TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi upaya pengendalian inflasi di tahun 2022.

"Untuk itu, strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) yang telah dituangkan dalam Roadmap (Peta Jalan) Pengendalian Inflasi 2022-2024 akan menjadi tumpuan dalam pengendalian inflasi di Maluku. Percepatan realisasi perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan provinsi lain di Indonesia juga akan terus diperluas guna memperkuat ketahanan pasokan di Maluku," jelasnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!