Sekilas Info

SMAN 55 Malteng Gelar Kemah Juang Komunitas

AMBON, MalukuTerkini.com - SMA Negeri 55 Maluku Tengah (Malteng) menggelar Kemah Juang Komunitas.

Kegiatan yang diikuti 215 siswa SMAN 55 Malteng ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan pemahaman generasi muda tentang konsep kermedakaan dalam berpikir dan bertindak, mewujudkan Gerakan Literasi Nasional melalui kegiatan literasi sekolah, memfasilitasi pengembangan potensi diri generasi muda,  memfasilitasi proses pembentukan karakter generasi muda agar siap berkompetisi dalam transformasi pendidikan abad-21.

Kegiatan ini digelar 1-15 Agustus 2022, dengan 17 mata lomba  permainan tradisional, temu 8 tokoh inspiratif dan 45 karya siswa.

Kepala SMAN 55 Malteng, S Kukurule  mengatakan Kemah Juang yang dimotori oleh Komunitas Tapalang Bacarita merupakan program sekolah yang dikemas dalam penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema kearifan local apalagi sekolah ini merupakan salah satu Sekolah Penggerak Angkatan Pertama tahun 2021-2022.

"Kita harus mampu mengemas projek penguatan profil Pelajar Pancasila, dalam mengangkat serta melestarikan budaya yang saat ini tidak lagi digemari bahkan disukai serta dilakoni oleh sebagian kaum melinial, seperti permainan tradisional,” katanya.

Dalam Kemah Juang ini, juga mempertemukan siswa dengan  delapan tokoh onspiratif yang bisa menjadi motivator serta spirit bagi siswa.

“Nantinya akhir kegiatan mereka membuat 45 karya tulis dalam bentuk essay, puisi, dan atau tulisan ilmiah sehingga kegiatan ini mengandung filosofi tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan kita yaitu, 17-8-45. Jadi ada 17 mata lomba permainan tradisional, temu 8 Tokoh Inspiratif, dan 45 Karya siswa," ungkapnya.

Sementara itu,  Kepala Cabang Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kabupaten Maluku Tengah, J Tomagola dalam sambutannya, mengaku SMAN 55 Malteng merupakan salah satu Sekolah Penggerak di Provinsi Maluku sejak tahun 2021.

“Dengan demikian program berlian materi pendidikan yaitu Merdeka Belajar yang  salah satunya pada episode ke-7 adalah Program Sekolah Penggerak, mengisyaratkan sekolah harus berbenah diri baik kepala sekolah, guru maupun  semua ekosistem pendidikan sehingga dalam mendidik, membina dan membimbing anak-anak,” katanya.

Sementara itu, Raja Negeri Waraka RJB Lailossa, menitikberatkan pada, pembentukan krakter dan budaya positif dari leluhur yang menjadi panutan serta petua bagi generasi muda saat ini.

"Karena  leluhur kita mampu menjaga eksistensi budaya positif mereka yang bermuara pada hubungan persaudaraan yang damai dan rukun walaupun mereka berbeda agama, tetapi kehidupan mereka tetap damai dan rukun ini yang harus dicontohi oleh generasi muda," ungkapnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!