Sekilas Info

Kapolda Maluku Pimpin Doa Untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

AMBON, MalukuTerkini.com - Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, memimpin doa bersama untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022 adalah tragedi kerusuhan dan insiden saling injak yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022. Kerusuhan ini merupakan bagian dari rivalitas lokal derbi Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya Surabaya.

Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, memimpin doa bersama tersebut saat Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Salawaku 2022, di Lapangan Chr Tahapary, Tantui – Ambon, Senin (3/10/2022).

Doa bersama ini dipimpin oleh Kapolda saat apel yang juga dihadiri oleh Apel gelar pasukan ini dihadiri oleh Wakapolda Maluku, Brigjen Pol Jan de Fretes, Irwasda Polda Maluku, perwakilan Polisi Militer Angkatan Darat, Polisi Militer Angkatan Udara  dan Polisi Militer Angkatan Laut, Pihak Jasa Raharja, Dinas Perhubungan dan seluruh pejabat utama Polda Maluku.

"Mari kita sejenak tundukan  kepala dan berdoa atas insiden yang terjadi menewaskan para suporter dan personel Polisi di Stadion Kanjuruhan Malang," ujar Kapolda seraya menundukkan kepala.

Sementara itu, kepada wartawan usai apel tersebut, Kapolda menjelaskan doa bersama tersebut merupakan bentuk empati dari jajaran Polda Maluku atas tragedi kemanusiaan tersebut.

"Tadi kita juga lakukan doa bersama secara serentak di jajaran kepada korban Tragedi Kanjuruhan termasuk dua personel Polri yang melakukan pengamanan. Ini sebagai bentuk empati, dan kita berharap ke depan suporter maupun pencinta sepakbola dapat lebih tertib, sehingga traged ini tidak terulang kembali,” ujar Kapolda

Sebagaimana Tragedi Kanjuruhan ini juga dianggap sebagi musibah sepak bola yang terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia dan Asia, serta terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia setelah Tragedi Lima Peru 1962 antara Peru Vs Argentina yang menewaskan 328 Orang

Sepanjang pertandingan tersebut sebenarnya situasi aman tanpa insiden besar. Setelah akhir pertandingan, dimana Persebaya menang 3–2, sehingga 3.000 supporter Arema FC turun ke lapangan.

Kerusuhan terjadi setelah para suporter Arema yang tidak terima kekalahan atas Persebaya turun ke lapangan. Para suporter merangsek masuk dengan mendorong dan melompati pagar pembatas tribun.

Akibat massa yang semakin banyak menerobos masuk ke lapangan, polisi akhirnya melemparkan gas air mata ke tribun penonton. Namun aksi tersebut justru membuat kepanikan penonton pun semakin bertambah. Penonton pun berlarian menyelamatkan diri banyak dari mereka yang terinjak-injak dan berdesak-desakan. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!