1. Beranda
  2. Daerah

Kapal Diterjang Badai, Dua Warga Selayar Terdampar di Pulau Wetar

Oleh ,

AMBON, MalukuTerkini.com – Kapal Layar Motor (KLM) Irsal yang diawaki dua warga Dusun Latokdok Timur, Desa Kalao Toa, Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Musliadi (39) bersama putranya, Aditiya (17) diterjang badai dan terdampar di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.

Keduanya bertolak meninggalkan Pasilambena dengan maksud berburu telur ikan dan memuat kerbau dari Pulau Wetar – Maluku kembali menuju kampung asalnya di Pulau Kalao Toa – Sulawesi Selatan.

Namun naas, karena saat berencana akan kembali ke Pasilambena, pada hari, Jumat, (8/12/2023), Kapal Layar Motor (KLM) Irsal yang dikemudikan korban, mendadak mengalami gangguan pada bagian mesin dan tidak dapat dioperasikan.

Diluar dugaan, angin timur yang disertai badai gelombang pasang air laut, datang tiba tiba menghantam kapal sehingga terhempas hingga ke pinggir pantai.

Beruntung, karena korban bersama putranya, berhasil lolos dari maut dan menyelamatkan diri ke darat.

Nakhoda KLM Irsal, Musliadi mengaku pasca insiden itu, hampir tidak ada satupun barang yang bisa terselamatkan dari atas kapal,

“Kekuatan gelombang, menyebabkan bagian kamar dan badan kapal hancur berkeping keeping,” ujarnya seperti dilansir Senator.id, Senin (18/12/2023).

Kendati begitu, nakhoda yang dibantu warga berhasil menyelamatkan dua unit mesin kapal yang dievakuasi ke darat bersama sisa bahan bakar solar.

Akan tetapj, sisa bahan bakar solar yang berhasil diselamatkan, habis dijarah, ungkapnya menguraikan kronologis kejadian.

Pasca musibah tersebut, korban dan putranya, terpaksa harus tinggal menempati rumah kebun milik Udin, warga Pulau Kalao Toa yang sudah sejak lama tinggal berdomisili di wilayah Desa Ilputih, Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.

Korban mengaku, sudah sepuluh hari mencoba bertahan hidup dengan berbekal sisa uang yang hanya tinggal Rp 30.000 di kantong.

Bermodalkan bantuan warga dan sisa uang yang dikantonginya, korban mencoba untuk bergeser meninggalkan Desa Ilputih dan berpindah lokasi ke Desa Masapun (Mahuan) untuk mencari jaringan telepon selular dan bantuan pertolongan.

Di tengah keterbatasan finansial yang dimilikinya, Musliadi berharap bisa segera mendapat bantuan fasilitasi pemulangan ke kampung halamannya di Pulau Kalao Toa. (MT-04)

Berita Lainnya