Pemprov Maluku tak Izinkan Sekolah Dian Harapan Ambon

AMBON, MalukuTerjkini.com - Hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku tidak akan memberikan izin operasional kepada Sekolah Dian Harapan (SDH) Ambon.
Akibatnya, pada tahun ajaran mendatang para siswa yang berada di kelas XII sekolah yang berada dibawah Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) itu terancam tak bisa mengikuti ujian akhir.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Insun Sangadji di Ambon, Senin (27/4/2024).
Dijelaskan, lokasi persekolahan SDH saat ini berada di lokasi yang salah yaitu Rumah Sakit.
Tak hanya itu, Sangadji menegaskan pemprov juga tidak akan memberikan izin karena sekolah yang berada di Provinsi Maluku sudah termasuk banyak.
"Hingga saat ini SDH belum punya izin dan tidak akan diberikan izin Krn dia berada di tempat yang salah. Jadi jangan masukan anak-anak di Sekolah Dian Harapan karena sampai sekarang belum ada izin dari pemerintah daerah," tandasnya.
Kedepannya, kata Sangadji, para siswa yang berada di kelas XII terancam tidak diikutsertakan dalam proses ujian akhir karena tidak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Jadi nanti tidak terdaftar di dapodik dan anak-anak tidak akan bisa ikut ujian. Kemarin untuk tahun ajaran saat ini sudah saya bantu karena sudah kelas XII tetapi sekarang sudah bisa lagi. Kita punya sekolah cukup banyak. Kembalikanlah ke Rehobot karena sekolah mereka itu dulu disana. Ada perjanjian kalau mereka selesai kontrak kembalikan ke Rehoboth beserta murid-muridnya. Ada perjanjian itu tetapi tidak ditaati oleh Dian Harapan. Jadi ini saya sampaikan agar tidak masukan anak ke Sekolah Dian Harapan nanti anak yang rugi anaknya," katanya.
Ia mengaku akan memanggil Kepala Sekolah Dian Harapan dan akan menegaskan tidak memberikan izin operasional.
"Saya panggil kepala sekolah lagi dan saya akan sampaikan pemerintah daerah tidak akan berikan izin. Saya sudah mencoba bicara karena sudah pernah dilakukan pertemuan dengan Yayasan dan Rehobot, tetapi saya harus tahu karena disitu ada siswa yang harus saya perjuangkan," ungkapnya.
Dijelaskan, pihak sekolah beralasan mencontohi sekolah yang berada di Bogor namun tidak bisa diterapkan di Maluku.
"Mereka mencontohkan ada sekolah di Bogor yang berada satu gedung dengan pusat perbelanjaan. Tetapi bagi saya jangan terapkan hal itu di Ambon karena beda daerah. Sekarang jika siswa kelas X dan XI mau maka saya kembalikan ke Rehobot. Begitu juga jika mau pindah ke tempat lain juga nanti kita lihat, asalkan jangan semua mau pindah ke SMAN 1 Ambon karena siswanya sudah banyak," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, YPPH mulai berkiprah di Ambon dengan mendirikan Sekolah Lentera Harapan (SLH) Ambon di tahun 2011, yang seiring berjalannya waktu telah melalui berbagai tantangan hingga menjadi salah satu sekolah terbaik di kota Ambon pada masa kini.
Di tahun 2023, YPPH mengembalikan SLH Ambon kepada Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Dr JB Sitanala, yang akan meregenerasinya menjadi Sitanala Learning Center. Sementara itu, YPPH akan melanjutkan misinya di Kota Ambon melalui kehadiran Sekolah Dian Harapan (SDH) Ambon.
Pada tanggal 1 Agustus 2023, SDH Ambon menerima siswa dari berbagai tingkatan akademik, mulai dari TK hingga SMA. Para siswa dilayani oleh 38 orang guru dan 7 orang staf.
Sekolah-sekolah yang berada dibawah YPPH yaitu Sekolah Pelita Harapan (SPH), Sekolah Dian Harapan (SDH), Sekolah Lentera Harapan (SLH), dan UPH College yang menyediakan pendidikan berkualitas untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
YPPH juga mulai mengembangkan bisnis pendidikannya di kawasan Bogor, Jawa Barat, dengan membangun Sekolah Dian Harapan di pusat perbelanjaan Lippo Plaza Keboen Raya. (MT-04)
Komentar