Rayakan Tahun Yubileum Ordinari, Ini Kata Uskup Amboina

AMBON, MalukuTerkini.com - Gereja Katolik Universal di seluruh dunia, saat ini sementara berada di Tahun Yubileum Ordinari.
“Tahun Yubelium berarti tahun kudus/suci. Tahun yang dikhususkan untuk pengampuan dosa dan pelepasan hukuman karena dosa secara penuh,” ungkap Uskup Amboina Mgr Seno Ngutra di Ambon, Jumat (21/2/2025).
Ia menjelaskan, pengampuan dan pelepasan dosa secara penuh pada tahun Yubileum biasa dikenal dengan istilah indulgensi penuh.
“Indulgensi ini adalah rahmat pengampuan dalam tahun suci. Itu berarti esensi Tahun Yubelium adalah umat dibebaskan dari dosa, berkat adanya upaya pertobatan, amal kasih serta pengampunan sehingga terwujudnya kekudusan dalam hidup setiap anggota gereja. Kekudusan hidup itu ditunjukkan dengan membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan,” jelas mantan Sekretaris Keuskupan Amboina ini.
Menurutnya, asal usul Tahun Yubileum dapat dijejaki dalam tradisi Yahudi berkaitan dengan tahun Yobel.
“Yubileum berasal dari kata Ibrani Yovel, yang berarti tanduk biri biri atau domba jantan yang dijadikan alat musik tiup dan ditiup untuk menandai tahun ke 50. Tahun ke 50 adalah tahun Yubileum bagi bangsa Yahudi. Bagi bangsa Israel, Tahun Yobel berarti waktu bagi mereka untuk membangun kembali hubungannya dengan Tuhan dan kembali ke kehidupan yang adil dan bermoral. Dalam tahun ini juga mereka menantikan kedatangan Mesias Pembebas yang penuh belas kasih, yang juga membawa kebebasan bagi semua bangsa,” ungkap Seno Ngutra yang ditahbiskan sebagai Uskup Amboina pada 23 April 2022 ini.
Dalam sejarah Gereja Katolik, jelasnya, Tahun Yubileum pertama kali ditetapkan untuk dilaksanakan pada tahun 1300 oleh Paus Bonefasius VIII. Dan sejak tahun 1475 Yubelium mulai dilaksanakan setiap 25 tahun hingga saat ini. Pelaksanaan Tahun Yubelium yang dilaksanakan setiap 25 tahun secara berkelanjutan ini disebut sebagai Yubelium ordinari/biasa.
“Alasan Yubelium Ordinari dilaksanakan setiap 25 tahun yakni agar setiap generasi dapat mengalami setidaknya satu kali tahun Yubelium Ordinari dalam hidupnya. Selain Yubelium Ordinari, di dalam Gereja Katolik dikenal juga tahun Yubelium Extraordinary/luar biasa. Pelaksanaan Yubelium Extraordinary berkaitan dengan event atau peristiwa penting tertentu, contohnya: tahun 2015--2016 ditetapkan oleh Paus Fransiskus sebagai Tahun Yubelium Extraordinary Kerahiman Ilahi,” jelas Uskup Seno Ngutra.
Uskup yang memiliki semboyan ‘Duc in altum’ ini menjelaskan, pelaksanaan Tahun Yubileum Ordinari 2025 telah dimulai sejak 24 Desember 2024 yang ditandai dengan pembukaan pintu suci/porta sancta di Basilika Santo Petrus oleh Paus Fransiskus, dan akan diakhiri pada 6 Januari 2026.
“Tema untuk tahun Yubileum Ordinari 2025 ini adalah Peziarah Pengharapan (Pilgrims of Hope/Peregrinantes in Spem). Tema ini telah termuat dalam Bulla Paus Fransiskus yang berjudul Spes Non Confundit (Harapan yang tidak mengecewakan) yang telah diterbitkan pada 9 Mei 2024 untuk menjadi pedoman pelaksanaan tahun Yubileum Ordinari. Dalam Bulla tersebut Paus Fransiskus menekankan kembali penegasan Santo Paulus kepada jemaat di Roma bahwa pengharapan kepada Kristus tidak akan mengecewakan. Dan Tahun Yubileum adalah moment perjumpaan personal dan genuine dengan Yesus sebagai pintu dari keselamatan kita (Yoh 10:7.9), serta harapan kita (1 Tim 1:1),” jelasnya. (MT-01)
Komentar