Sekilas Info

Gubernur Maluku Ikuti Rakor Inflasi Bersama Mendagri

AMBON, MalukuTerkini.com - Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrem Periode Idulfitri 1446 Hijriah yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.

Rakor tersebut dipimpin mendagri secara hyvrid dari di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (10/3/2025), sedangkan Gubernur bersama Wagub, Sekda, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, dan pimpinan OPD terkait mengikuti dari Kantor Gubernur Maluku.

Rakor tersebut membahas dua agenda utama, yaitu strategi pengendalian inflasi dan langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem pada periode Idul Fitri 1446 H. M

Mendagri menegaskan pentingnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menstabilkan harga barang dan jasa.

“Inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya

Selain itu, Mendagri juga menginstruksikan pemda untuk mengantisipasi menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada periode Idul Fitri 1446 H juga menjadi pembahasan penting.

“Cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, banjir, atau angin kencang, dapat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama selama momen penting seperti mudik lebaran. Dengan demikian, sangat penting kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, TNI/Polri, dan instansi terkait lainnya dalam menghadapi tantangan lingkungan,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk meningkatkan monitoring terhadap pusat-pusat suplai atau pasokan dari produsen.

“Jika pemerintah tidak mengawasi maka kecenderungan pelanggaran bisa saja terjadi. Jadi, sengaja menumpuk, menahan supaya mempengaruhi pasar. Ini yang harus kita awasi dan pemerintah harus hadir untuk menghindari masyarakat jadi korban. Jadi, kita harus antisipasi, bergerak cepat, melakukan gerakan-gerakan pemantauan di lapangan. Yang pasti tidak ada cara lain kecuali melakukan monitoring,” tandasnya.

Gubernur juga menyampaikan walaupun inflasi di Maluku masih relatif aman dan di bawah target inflasi nasional, pemerintah daerah tidak boleh terlena.

“Kita harus tetap kerja keras dalam satu tim untuk memastikan inflasi itu terkendali. Secara data, year on year memasuki hari-hari besar keagamaan pasti akan ada kenaikan inflasi,” ungkapnya.

Selain pengendalian inflasi, Gubernur juga menyoroti pentingnya antisipasi mudik Lebaran.

Ia meminta Dinas Perhubungan, terutama di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan antar pulau, untuk memperhatikan masalah kelebihan angkut pada kapal-kapal yang berangkat.

“Saya minta supaya jangan lalai, nanti kita disalahkan karena kelalaian kita untuk memastikan kapal itu layak berlayar. Yang kedua, overload atau overcapacity. Saya minta jangan sampai lalai. Pastikan keselamatan pelayaran. Saya minta Pak Kadis Perhubungankirim aparatur ke pelabuhan-pelabuhan yang ada. Beri imbauan juga kepada kabupaten/kota tentang hal yang sama. Mudah-mudahan kita bisa melewati mudik Idul Fitri dalam keadaan sehat, aman, dan lancar,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Maluku Sadali Ie merincikan dari hasil rapat bersama Mendagri, ditemukan beberapa komoditas yang memicu kenaikan harga di beberapa kabupaten di Maluku, seperti gula di Maluku Tengah, tepung terigu di Maluku Barat Daya dan Seram Bagian Timur, serta minyak goreng di Ambon.

“Ini nanti segera kita buat edaran untuk seluruh kabupaten/kota mengantisipasi komoditas-komoditas yang menjadi pemicu inflasi menjelang hari besar keagamaan, terutama Idul Fitri nanti,” rincinya.

Sadali juga menyampaikan beberapa langkah lanjutan, yaitu, mengadakan rapat high level meeting dengan seluruh kabupaten/kota yang dipimpin oleh Gubernur, baik secara daring maupun luring, menerbitkan edaran Gubernur yang ditujukan kepada distributor sebagai bentuk legal formal implementasi arahan pemerintah pusat dan melanjutkan gerakan pasar murah dengan target 14 kali dalam sebulan untuk mengantisipasi gejolak harga selama bulan Ramadan dan Idul Fitri. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!