Jelang Pergantian Kepemimpinan GPM, Ini Kata Ketum PGI

AMBON, MalukuTerkini.com – Ketua Umum (Ketum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty memberikan catata khusus pergantian kepemimpinan Gereja Protestan Maluku (GPM) di level sinodal.
Hal itu ia ungkapkan saat menyampaikan khotbah pada ibadah pembukaan Sidang ke-39 Sinode GPM yang berlangsung di Gedung Gereja Maranatha, Ambon, Minggu (19/10/2025).
Catatan yang sama juga ia sampaikan dalam postingannya di akun facebook-nya, Senin (20/10/2025).
“Dalam persidangan ini akan terjadi pergantian kepemimpinan GPM di level sinodal. Setiap pemimpin datang bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan tangan dan hati yang terbuka menerima anugerah. Mereka bukan penguasa, tetapi pelayan. Bukan pemilik, tetapi penatalayanan. Dan anugerah itulah yang membentuk mereka; dalam doa-doa yang sunyi, dalam keputusan yang berat, dalam pelayanan yang sering tak terlihat,” ujar Pendeta Jacky sapaan akrabnya dalam postingannya tersebut.
Berikut postingan lengkap Pendeta Jacky sebagaimana disampaikan dalam postingannya di akun facebook-nya, Senin (20/10/2025).
90 tahun Allah menyertai Gereja Protestan Maluku (GPM) dalam kesederhanaan, dalam perjuangan, dalam pengharapan. Allah tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga menjadi pelaku dalam kisah pelayanan ini. Dan karena Allah turut menjadi pelaku dalam perjalanan bersama gereja ini, maka GPM bertumbuh terus bukan karena kemegahan, tetapi karena kesetiaan. GPM hidup bukan karena fasilitas, tetapi karena firman yang menjadi terang.
Maka dalam persidangan Sinode ke-39 ini, kita diajak untuk menerjemahkan anugerah penyertaan Allah itu dalam rumusan-rumusan strategi konkrit yang menentukan relevansi gereja bagi dunia menuju usia 100 tahun GPM. Karena ketika gereja tidak lagi relevan bagi dunia, maka ia menghidupi dirinya sendiri, cahayanya perlahan pudar, dan ia tinggal sebagai fosil liturgis.
Dalam persidangan ini akan terjadi pergantian kepemimpinan GPM di level sinodal. Setiap pemimpin datang bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan tangan dan hati yang terbuka menerima anugerah. Mereka bukan penguasa, tetapi pelayan. Bukan pemilik, tetapi penatalayanan. Dan anugerah itulah yang membentuk mereka; dalam doa-doa yang sunyi, dalam keputusan yang berat, dalam pelayanan yang sering tak terlihat.
Ketika terjadi pergantian kepemimpinan, anugerah penyertaan Allah itu tak berhenti. Ia menyelimuti yang lama maupun yang baru. Ia meneguhkan yang menyerahkan, dan menguatkan yang menerima. Pada setiap transisi, di saat harapan dan kekhawatiran bertemu, Allah hadir dan menuntun gereja ini seperti tiang awan dan tiang api yang memberi terang di malam dan naungan di siang. Penyertaannya bukan hanya janji, tetapi nafas yang menghidupkan. Ia menyertai GPM bukan karena gereja ini sempurna, tetapi karena kasih-Nya sempurna.
Biarlah GPM terus melangkah dengan wajah baru, dengan semangat baru, tetapi dengan Allah yang sama. Rengkuhlah anugerah sebagai jembatan antara yang lama dan yang baru. Semoga penyertaan Allah menjadi pelita di setiap transisi kepemimpinan GPM, sebab gereja bukan hanya tentang siapa yang memimpin, tetapi tentang siapa yang menyertai. Dan Ia, yang setia sejak semula, akan tetap setia sampai akhir.
Selamat bersidang GPM - Soli Deo Gloria!

Sebagaimana diketahui, sidang yang digelar dengan tema 'Anugerah Allah Melengkapi dan Meneguhkan Gereja Menuju Satu Abad GPM' (1 Petrus 5:10)” itu berlangsung di Ambon, 19-25 Oktober 2025. (MT-01)










Komentar