Kedubes Australia Peringati “Anzac Day” di Ambon
AMBON - Kedutaan BesarAustralia untuk Indonesia dan juga sejumlah warga negara Australia memperingati Australian and New Zealand Army Corps (Anzac) Day atau Hari Anzac di Taman Makam Persemakmuran atau Ambon War Cemetery, di kawasan Tantui, Ambon, Kamis (25/4/2019).
Hari Anzac yang digelar setiap tahun pada 25 April, menandai pendaratan pasukan Australia dan Selandia Baru di Gallipoli, Turki, pada tahun 1915.
Di Ambon, diperingati dengan upacara subuh, dipimpin Atase Angkatan Laut Kedubes Australia untuk Indonesia Kolonel Matthew Brown, yang berlangsung pukul 06.00 WIT. Hadir juga Wakil Konjen Australia di Makassar Sam Uprichard dan Asisten Atase Angkatan Laut Kedubes Australia untuk Indonesia Simon Butterworth, serta sejumlah undangan lainnya diantaranya Asisten Intelejen Kasdam XVI Pattimura Kolonel Inf R Suranto, Asrena Danlantamal IX Ambon Kolonel Laut (S) Dodik Pujiargo, Direktur Sabhara Polda Maluku Kombes Pol Irwan Ramaini, Kadis Operasi Lanud Pattimura Letkol Pnb Urip Widodo yang juga turut meletakan karangan bunga poppy merah dan rosemary yang dibawa khusus dari Australia, pada tugu peringatan yang berada di bagian tengah makam persemakmuran War Cemetery, di kawasan Tantui.
Atase Angkatan Laut Kedubes Australia untuk Indonesia Kolonel Matthew Brown menjelaskan peringatan Anzac Day berlangsung serentak di seluruh dunia.
“Khusus di Indonesia berlangsung di Jakarta, Ambon, dan Balikpapan yang ada makam tentara Australia. Peringatan juga berlangsung di Denpasar dan Bandung, yang walaupun tidak ada makam tentara Australia, namun komunitas warga asal Australia sangat banyak,” jelasnya.
Anzac Day, menurutnya, diperingati setiap 25 April, sesuai tanggal pendaratan tentara Australia dan Selandia Baru di Gallipoli, Turki, pada 1915. Lebih dari 10.000 orang tentara Australia dan Selandia Baru gugur dalam selama delapan bulan di Turki pada Perang Dunia I.
Peringatan Anzac Day di Taman Makam Persemakmuran Ambon, merupakan yang ketujuh kalinya dilaksanakan setelah yang pertama tahun 2013.
Pada makam Persemakmuran tersebut teronggok kerangka ribuan tentara sekutu dari 6 negara. Totalnya sebanyak 2.137 makam, terdiri dari 1.092 tentara Australia, termasuk 694 tentara dari total dari 1.131 anggota pasukan elit batalion 21, Divisi II GullForce atau pasukan infantri Australia yang gugur.
Selain itu 810 tentara Inggris, 186 Belanda, 30 India, 2 Kanada, Selandia baru dan Afrika Selatan masing-masing 1 dan 15 orang dari beberapa negara sekutu lainnya.
Di bagian depan Taman terdapat Memorial Building Ambon. Bangunan mirip halte bus, terbuat dari beton berkualitas tinggi dengan desain eksterior berkelas.
Di kedua sisi dindingnya terpampang lembaran tembaga berukuran sekira 3×2 meter persegi yang diatasnya terukir dengan huruf timbul nama tentara dan penerbang Australia yang gugur di tanah Maluku, Sulawesi dan Kepulauan sekitarnya pada saat Perang Dunia II, termasuk yang tidak diketahui dan ditemukan jenasahnya.
Setiap nama dilengkapi nomor prajurit, pangkat dan jabatan terakhir serta nama asal kesatuan. Dari data yang terpampang, umumnya mereka berasal dari Angkatan Udara Australia, selain beberapa yang berasal dari kesatuan Angkatan Laut dan Angkatan Darat Australia.
Lokasi Taman Makam Persemakmuran Tantui, pada saat Perang Dunia II, sebelumnya menjadi menjadi markas Batalyon 2/21 Australia GullForce, dan kemudian berubah menjadi lokasi kam tahanan tentara negara-negara persemakmuran oleh tentara Jepang.
Batu-batu nisan berukuran sebesar laptop dengan tinggi hanya beberapa sentimeter di atas tanah seolah tak terlihat diatas hamparan rumput hijau yang dipangkas rapih. Namun ketika melangkahkan kaki ke bagian tengah barulah batu-batu nisan itu tampak bertebaran dimana-mana. (MT-04)