Sekilas Info

Jatuh Dari Kapal, ABK KM Risma Jaya Terdampar di Aru

EVAKUASI - Umar Nurlan (tengah) ABK KM Risma Jaya yang terdampar di Pantai Desa Samang, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, dievakuasi ke Dobo, Sabtu (4/4/2020).

AMBON - Umar Nurlan (30) ABK KM Risma Jaya terdampar di Pantai Desa Samang, Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Sabtu (4/4/2020) sekitar pukul 06.00 WIT.

Korban sebenarnya hendak melapor ke desa dekat pantai dimana korban terdampar namun karena warga setempat takut terhadap penyebaran virus corona (Covid-19) sehingga meminta bantuan Polres Kepulauan Aru untuk mengamankannya.

Kabag Ops Polres Aru, AKP Teddy kepada malukuterkini.com, Sabtu  (4/4/2020) menjelaskan, setelah mendapat laporan ia langsung berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Kepulauan Aru.

"Sekitar pukul 09.30 WIT, tim Gugus Tugas yang dipimpin oleh Kepala BPBD Aru Fredrick H Ngutra  menggunakan speedboat milik BPBD berangkat dari Pelabuhan Rakyat Dobo, menuju Desa Samang untuk mengevakuasi korban," jelas Teddy.

Mantan Kapolsek Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon ini mengaku sekitar pukul 11.00 WIT, tim evakuasi tiba di Pelabuhan Rakyat Dobo dengan membawa korban dalam keadaan selamat dan langsung dibawa dengan mobil ambulance ke RSUD Cendrawasih Dobo untuk pemeriksaan medis.

"Sesuai hasil hasil pemeriksaan, korban dinyatakan dalam keadaan sehat dan tidak terdapat tanda-tanda terjangkit Covid-19," ungkapnya.

Teddy menjelaskan, sesuai penjelasan korban, ternyata ia bersama 4 rekannya keluar dari Kota Ambon pada hari Rabu malam namun lupa tanggalnya dengan menggunakan kapal pancing ikan berukuran 3 GT.

“Korban mengaku dalam perjalanan menuju perairan Tual selama dua hari dua malam telah melakukan kegiatan pancing. Di hari ketiga, kapal tersebut sedang berlabuh mengikat tali jangkar pada sebuah rumpon dan pada saat malam terjadi gelombang tinggi dan angin kencang, sehingga korban yang sedang tertidur diatas kapal, terjatuh ke laut tanpa sepengetahuan nahkoda dan tiga orang rekan ABK. Korban akhirnya terapung-apung di tengah laut,” ungkapnya.

Dikatakan, korban terjatuh dengan sebuah bungkisan pelastik warna hitam yang berisi pakaian yang digunakan sebagai alas kepala pada saat tidur, dan sebuah styrofoam (papan gabus) yang terjatuh dari atas kapal digunakan sebagai alat bantu untuk mengapung di atas air laut.

“Namun karena arus air laut yang kencang, maka korban terbawa arus sampai terdampar di pantai Desa Samang," kata Teddy.

Teddy menambahkan, dari penuturan korrban ketika tiba di tepi pantai berjarak sekitar 200 meter dari Desa Samang, korban berjalan ke dalam desa dan melaporkan ke warga bahwa ia terjatuh dari atas kapal dan meminta makanan dan warga sempat memberikan makan berupa roti namun karena merasa panik dengan kehadiran warga baru, sehingga warga tidak berani dekat dan menghubungi polisi.

"Berdasarkan keterangan tim medis, bahwa apabila korban terapung-apung di laut selama 5  hari sebagaimana yang dijelaskan oleh korban, maka pasti ada tanda luka bakar pada tubuh korban karena sengatan sinar matahari dan korban mengalami penurunan daya tahan tubuh/lemas, tetapi yang terlihat adalah korban saat ditemukan dalam keadaan sehat dan stabil," ujarnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!